Krisis Naker Kompetensi Migas

oleh -
HARUS KOMPETEN: Tajudin Tebyo Meminta Warga Ring Satu Kompeten Skill Migas

TUBAN

Penulis: M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Masuk dan bakal dibangunnya Kilang Pertamina di Tuban belum disambut dengan skill masyarakat. Sebab, angkatan kerja yang ada di Kabupaten Tuban masih minim kompetensi minyak dan gas (migas).

Sehinggga, pencari kerja ini dipastikan tidak bisa ikut bersaing menjadi karyawan atau tenaga kerja di kilang tersebut. Sebab, dengan teknologi tinggi dan sangat modern, perusahaan pengolah minyak mentah menjadi banyak bahan bakar itu butuh tenaga skill yang mumpuni.

Lihat saja data pencari kerja yang tercatat di Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Masih minim, bahkan belum ada pendaftar dengan kualifikasi miga.

Sampai Februari lalu, t ercatat ada 1.927 pencari kerja usia produktif 18 sampai 30 tahun. Jumlah itu berdasarkan yang mengurus AK-1 atau kartu pencari kerja di dinas tersebut.

‘’Namun belum ada yang punya skill khusus di bidang migas,’’ ujar Kepala Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu, Tenaga Kerja dan Transmigrasi  Tajudin Tebyo Senin (15/4/2019).

Dari jumlah itu, sebanyak 582 orang sudah terserap pekerjaan atau sudah ditempatkan. Sedangkan sisanya masih belum. Padahal untuk kilang nanti butuh banyak tenaga kerja dengan kualifikasi keahlian bidang migas.

Pemkab, kata Tajudin sudah berupaya agar para pencari kerja bisa punya kemampuan di bidang migas. Caranya dengan menggelar banyak pelatihan, pendidikan atau kursus.

‘’Kami  sudah bekerjasama dengan PT Pertamina, UPT BLKI di Tuban, dan PPSDM Migas Cepu untuk meningkatkan kapasitas migas warga, khususnya ring satu,’’ tambahnya.

Sebab, warga ring satu kilang yakni Desa Wadung, Rawasan, Mentoso, dan Sumurgeneng para pemudanya juga banyak yang dak punya skill migas.  Pemkab kesulitan mencari naker skill di sana. Padahal warga ring satu mendapat prioritas  untuk menjadi naker.

“Kemarin sudah 33 orang yang dilatih di PPSDM Migas Cepu. Mereka dilantih  menjadi operator K3, operator scafolding, operator pesawat unit rigger, operator pesawat angkat unit crane dan operator pesawat angkat unit forklift,” ungkapnya.

Sedang Pertamina member pelatihan K3 dasar untuk 70 orang peserta. Pelatihan satpam 31 orang dan pelatihan Healt, Safety and Environment (HSE) pada  10 orang. Di akhir pelatihan seluruh peserta wajib mengikuti uji kompetensi HSSE.

‘’Yang dinyatakan lulus berhak sertfikat Pertamina, yang belum lulus mengulang lagi,’’ tandasnya.(wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *