Ada Paradigma Baru Akreditasi, Madrasah dan Sekolah Harus Siap

oleh -
AKREDITASI : Amin Hasan saat Memberi Materi Terkait Akreditasi

TUBAN

Penulis : M.Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Bimbingan teknis (bimtek) penguatan akreditasi madrasah dan sekolah di bawah Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Kabupaten Tuban yang dirangkai dengan halal bihalal Sabtu (11/6/2022) membuka wawasan baru bagi pengelola sekolah dan madrasah.

Sebab, dalam acara yang digelar di aula KH. Hasyim Asy’ari kampus Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban itu, salah satu narasumber bimtek Dr. M. Amin Hasan mengabarkan bahwa saat ini ada paradigma baru dalam akresiditasi sekolah dan madrasah.

‘’Madrasah dan sekolah harus aktif karena sekarang tidak ada panggilan atau pemberitahuan jika saatnya akreditasi,’’ ujar Dr.Amin Hasan saat memberi materi.

Dosen UIN Sunan Ampel dan Universitas Sunan Giri tersebut menyampaikan tip dan trik akreditasi. Dia menyebut, pengelola lembaga pendidikan yang akreditasinya habis, harus tahu kalau ada paradigma baru akreditasi di Indonesia.

Akreditasi dibangun tidak seperti dulu, tidak ada lagi panggilan untuk lembaga yang sudah saatnya akreditasi. Namun, lembaga dimonitoring berdasarkan aplikasi sistem informasi atau sistem penilaian akreditasi (sispena). Semua lembaga pendidikan harus masuk sistem ini.

‘’Kalau tidak bisa masuk atau tidak bisa mengakses harus segera  lapor ke kemenag atau dinas pendidikan. Karena kalau tidak bisa akses artinya lembaga tidak dikenali. Kalau tidak  dikenali maka akibatnya tidak akan muncul sertifikat akreditasinya,’’ jelas Amin.

Karena itu, operator harus terus memantau sispena ini. Juga rajin update data lembaganya. Selain itu, jika sudah saatnya akreditasi juga harus mendaftar mengajukan akreditasi. Sebab, mulai tahun ini sistem baru akreditasi itu sudah mulai diberlakukan. Untuk akreditasi sudah tidak jamannya lagi asesor ramai-ramai datang ke sekolah atau madrasah.

‘’Asesor baru akan datang kalau ada perubahan yang baik atau buruk dari lembaga yang terpantau di Education Management Information System atau EMIS,’’ tambahnya.

Di EMIS itulah bisa dilihat perkembangan sebuah lembaga. Misalnya setiap tahun ada kenaikan yang baru pada suatu lembaga, maka asesor perlu datang ke lembaga tersebut. Apakah lembaga itu sudah layak naik status akreditasinya atau belum.

Begitu juga sebaliknya, kalau dipantau kondisi sekolah malah turun, misalnya jumlah siswanya terus turun, sekaligus aspek lainnya, maka asesor juga perlu datang.

‘’Karena akan dilihat, apakah lembaga itu masih layak untuk tetap menyandang akreditasi yang dia terima sebelumnya atau malah turun,’’ ungkapnya.

Pembaruan data atau update data lembaga, mulai jumlah siswa, fasilitas, sarana dan prasarananya serta aspek-aspek lain juga harus diperhatikan. Karena update data itu mencerminkan kondisi lembaga. Kalau tidak update meski perkembangan lembaga sangat bagus, maka kondisi itu tidak terpantau. Bahkan akan tetap terpantau buruk.

‘’Ada yang pernah mengeluh ke saya, karena merasa madrasahnya lebih bagus namun hanya diberi perpanjangan akreditasi satu tahun. Sedang madrasah lain yang dinilai kurang bagus malah dapat perpanjangan lima tahun. Setelah ditelusuri ternyata tidak update data. Masih tercantum data lama, lahan tidak ada, sarana belum lengkap dan lainnya. Yang seperti ini harus diperhatikan,’’ tandas pria yang juga Pengurus Wilayah LP Maa’rif Jawa Timur ini.

Satu hal lagi yang membuat miris adalah kuota akreditasi tiap tahun diberikan juga terbatas. Tahun ini misalnya, Badan Akreditasi Nasional Sekolah atau Madrasah (BAN SM) hanya dapat kuota seribu lembaga se Indonesia.

‘’Bayangkan se Indonesia hanya seribu, Jawa Timur hanya dapat berapa? Paling 200 an saja, apakah sampai Tuban? Makanya harus diperhatikan betul persoalan ini. Meski BAN SM juga terus nego agar dapat tambahan. Sispena dipantau terus lihat EMIS karena akreditasi otomasi,’’ tandasnya.

Narasumber lain yang mengisi bimtek adalah Irhamni, S.Ag, M.Pd, MM dari Kemenag Tuban. Bimtek dibuka oleh Jamal Ghofir atasnama PC NU Tuban.

Panitia bimtek Rohmat Sampurno, ST mengatakan bimtek diikuti 34 lembaga. Bimtek digelar untuk meningkatkan manajerial sekolah dan madrasah di lingkungan LP Ma’arif Tuban. Juga sebagai upaya penguatan yang dilakukan LP Maarif pada sekolah dan madrasah di bawah naungannya.

‘’Ini bentuk penguatan dan kebersamaan PC Ma’arif pada lembaga untuk menuju lembaga yang maju dan unggul seperti yang kita idam-idamkan bersama,’’ katanya.

Sementara Jamal Ghofir, A mewakili PC NU Tuban mengatakan, saat ini masanya berfikir cepat dan cermat. Sekarang jaman serba cepat, mau makan misalnya tak harus masak, karena bisa pesan online.

Harus harus tetap berhati-hati dan cermat. Kalau ekonomi ingin cepat maju bisa berujung korupsi karena tidak sabar. Begitu juga di bidang pendidiian, karena ingin cepat kadang melupakan bagaimana siswa bisa menikmati proses belajar mengajar dengan nyaman.

‘’Kalau dalam beragama ingin cepat, maka belajarnya di media sosial sehingga gampang menuding orang lain salah, sesat dan sebagainya,’’ kata dia.

Yang paling penting, menurut dia,  adalah cara dan prosesnya. Ibarat menamam bunga bagaimana cara menanam, menyiram, memupuk dan merawatnya. Sehingga muncul bunga yang harus semerbak dan banyak didatangi kupu-kupu yang indah. Mendidik siswa juga tidak hanya akademiknya saja, namun religiusnya juga diperhatikan.

‘’Bukan kita melambatkan gerakan, namun bertindak yang penuh perhitungan, penuh strategi dan perencanaan, bukan lambat pergerakan, tapi melakukan proses yang baik,’’ tegasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *