Awali Musim Tanam Petani di Tuban Gelar Ritual Slikasan

oleh -
MUSIM TANAM : Petani Mulai MAsuk Musim Tanam Padi. Mereka Menggelar Rirual untuk Mengawali

TUBAN

Penulis : M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Memasuki musim tanam padi, masyarakat Desa Pugoh, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Jawa Timur turun jalan. Mereka  memenuhi jalan desa di segenap penjuru desa.

Mereka memakai baju adat, dengan membawa umbul-umbul, cangkul, buah-buahan dan makanan lain, serta padi. Ada pula gunungan yang tersusun dari buah-buahan dan sayuran yang ikut dalam arak-arakan mengelilingi desa, diikuti dengan rombongan tak-takan serta drum band yang menambah kemeriahan.

Bukan pawai karnaval. Namun kirab budaya itu dilaksanakan dalam rangkaian Festival Slikasan Desa Pugoh. Ini  adalah ritual atau prosesi upacara adat setempat yang dilaksanakan untuk mengawali masa tanam padi.

Seluruh sesaji dibawa ke sendang desa untuk disucikan dan didoakan, termasuk padi yang akan ditanam. Kemudian baru dibawa ke sawah untuk ditanam.

Proses menanam diawali dari Jago Tandur atau ketua kelompok tani yang dituakan,  terdiri dari 4 orang laki-laki dan 2 perempuan. Mereka menanam padi yang telah diarak dan disucikan di sisi pinggir sawah.

Selanjutnya, disusul oleh seluruh petani setempat. Setidaknya lebih dari 400 petani mengikuti “tandur” di lahan sawah seluas 1 hektare yang telah disiapkan.

Kepala Desa Pugoh, Kusyanti mengungkapkan, Fetival Slikasan kali ini merupakan yang kedua digelar oleh di desanya. Tujuannya untuk melestarikan ajaran luhur kepada generasi muda dan masyarakat modern saat ini mengenai pentingnya sebuah proses dalam menjalani kehidupan.

“Seperti proses kita membuat nasi dari sebutir beras. Bagaimana bisa menjadi sebuah nasi? Itu memerlukan proses panjang dari mulai menanam padinya,” terang Kusyanti.

Ia juga mengatakan, Slikasan hadir dengan memadukan konsep budaya leluhur zaman dulu dengan era modern. Maksudnya agar mudah diterima oleh generasi saat ini dengan catatan tidak mengurangi nilai luhur yang ada.

“Kami Pemdes Pugoh berusaha untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan memiliki atas budaya dan adat kita, sehingga tetap bisa terjaga,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Tuban, M. Emawan Putra mengatakan, ritual adat menanam atau “tandur” padi bersama yang dimulai dengan upacara adat bernama Slikasan ini memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi wisata budaya.

Menurutnya, acara ini juga bisa menjawab program OVOP dari Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, mengenai penggalian potensi desa untuk kemajuan ekonomi.

Diharapkan, dengan Festival Slikasan yang mulai dilaksanakan secara rutin, bisa menjadi pemantik wisatawan luar Tuban untuk berkunjung ke Tuban.

“Mudah-mudahan bisa ramai setiap tahun, dan meningkatkan perekonomian desa,” harapnya.

Usai prosesi tandur, dilanjutkan dengan arakan-arakan menuju kembali ke sendang untuk melaksanakan kenduri, dan makan bersama seluruh masyarakat desa. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *