Bupati Tuban Datangi Titik Pemicu Banjir, Ini yang Diperintahkan

oleh -
SENDIMEN : Pendangkalan atau Sendimen di Aliran Sungai Menjadi Salah Satu Penyebab Banjir

TUBAN

Penulis : M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Saat musim hujan tiba, sejumlah lokasi Kabupaten Tuban direndam banjir. Bahkan, kawasan kota dan jalan protokol tak luput dari terjangan air bah tersebut. Kawasan permukiman yang rendah, menjadi langganan berkumpulnya air.  Seperti yang terjadi beberapa hari ini. Akibat curah hujan yang tinggi, banjir terjadi di mana-mana.

Bupati  Tuban Aditya Halindra Faridzky meninjau beberapa titik lokasi pemicu banjir di empat kecamatan yaitu Kecamatan Montong, Parengan, Soko, dan Rengel. Bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Bambang Irawan, Kepala Bappeda Litbang Agung Tri Wibowo beserta jajaran bupati mendatangi langsung lokasi-lokasi itu.

Ikut juga Kabid SDA Dinas PUPR dan PRKP Kapitano Gunawan, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Tuban Maftuchin Reza, perwakilan Perhutani hingga perusahaan. Mas Bupati meninjau waduk, gorong-gorong, hingga sungai, yang menjadi penyebab banjir, serta mengecek proses pengerjaan proyek penanganan banjir lainnya di beberapa titik.

Lokasi pertama di Desa Sumurgung Kecamatan Montong.  Mas Bupati meninjau Waduk Manganan dan saluran anak sungai yang sempat meluap menggenangi  sawah warga. Di titik tersebut, Mas Lindra menemukan adanya sedimentasi cukup parah, yang harus segera diatasi. Bekerjasama dengan SIG, pengerukan akan dilakukan di lokasi tersebut.

“Sedimentasinya cukup parah, Alhamdulillah kita mendapatkan bantuan dari SIG untuk pengerukan,” ucapnya.

Selain itu, tanaman dengan akar kuat juga hampir tidak ditemukan di sekitar wilayah waduk. Hal tersebut membuat tanah penyangga yang ada di bibir waduk, tidak kuat menahan arus air. Untuk itu, Mas Lindra meminta komitmen dari Pemdes, dan masyarakat sekitar untuk mau menanam pohon.

“Bisa berkomunikasi dengan DLHP dan Perhutani, disepakati pohon apa yang akan ditanam. Tapi, masyarakat juga harus berkomitmen untuk menjaganya tetap tumbuh,” pinta Mas Lindra.

Tak beda jauh dengan lokasi pertama, lokasi  ke dua Desa Suciharjo Kecamatan Parengan,  kemudian  Desa Sokosari, Desa Sandingrowo Kecamatan Soko, dan terakhir di Kecamatan Rengel Desa Karangtinoto dan Desa Kebonagung. Sedimentasi dan gundulnya lahan menjadi penyebab utama.

“Ada beberapa yang perlu dilakukan pelebaran saluran, pengerukan dan normalisasi,” kata Mas Lindra.

Ia melanjutkan, pelibatan OPD, Pemerintah Kecamatan, Pemdes, masyarakat, Perhutani, hingga perusahaan akan membantu percepatan penanganan.

“Kita lakukan bersama berkolaborasi dengan seluruh pihak termasuk perusahaan, seperti di Soko, kita minta bantuan alat berat dari Pertamina,” ungkap Mas Lindra.

Sinergi dengan semua pihak akan terus dilakukan untuk percepatan penanganan banjir dari hulu hingga hilir. Oleh sebab itu, Mas Lindra juga meminta masyarakat mendukung hal tersebut dengan berkomitmen bersama menjaga lingkungan.

Mas Lindra meminta agar Pemdes dan Kecamatan tidak bosan mengajak masyarakat berkomunikasi, sebab hal ini bukan kepentingan satu atau dua orang melainkan kepentingan bersama dan jangka panjang.

“Jadi, pemberian pemahaman ke masyarakat itu perlu. Misal sepanjang bibir sungai atau waduk tidak boleh ditanami yang lain selain tanaman dengan akar yang kuat, kita ajak diskusi untuk memunculkan opsi lain,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *