TUBAN
Penulis : Laidia
Lenterakata.com – Film pendek Islami dari Kabupaten Tuban yang mewakili Jawa Timur dengan judul “Sinar Agama dalam Budaya” menjadi juara favorit dalam ajang Kompetisi Film Pendek Islami (KFPI) Tingkat Nasional Tahun 2022.
Film tersebut dibesut RM. Aflakha Mangkunegara, salah satu pengasuh pondok pesantren Gomang, Desa Laju Lor Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
Kabar baik itu disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban, Ahmad Munir dihadapan peserta Rapat Dinas, Rabu, (27/07/2022).
Ia memberikan apresiasi yang luar biasa atas capaian yang sangat membanggakan ini. Karena bisa membawa nama harum Jawa Timur khususnya Kabupaten Tuban atas prestasi itu.
“Masyarakat Kabupaten Tuban patut berbangga dan saya berterima kasih atas semua partisipasi seluruh ASN dan keluarga besar Kemenag Tuban, serta seluruh masyarakat, terutama kepada Gus Aflakha yang telah menginisiasi film ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sebelumnya film besutan putra Gomang Singgahan ini berhasil masuk dalam 5 besar seleksi nasional pada Direktorat Jenderal Bimas Islam Kemenag RI, yang penjuriannya diketuai oleh aktris senior Indonenesia, Christine Hakim.
“Ada ribuan kontestan film dari seluruh Indonesia, dan film dari Kabupaten Tuban ini masuk dalam 5 besar serta menjadi juara favorit dengan perolehan like sebesar 17 ribu per tanggal 20 Juli,” ungkapnya.
Penganugerahan juara favorit di Hotel Grand Mercure, Jakarta beberapa waktu lalu. Piala diserahkan langsung oleh aktris senior, Christine Hakim kepada RM Aflakha Mangkunegara.
Dihubungi terpisah, RM Aflakha Mangkunegara yang juga putra dari KPP KH. Nur Nasroh Hadiningrat ini menceritakan, pembuatan film ini minim persiapan.
“Kurang tiga hari, kami diberikan pamflet oleh Romo Kyai (KH. Nur Nasroh), dan diutus mengikuti kompetisi ini sebagai syiar dan dakwah. Karena ini kami anggap perintah, kami beserta tim langsung bergerak,” jelasnya.
Gus Afa, panggilan akrabnya ini menceritakan niat awal memang bukan untuk menjadi juara dan bukan mencari apa-apa.
“Niatnya hanya ngestoaken dawuh (melaksanakan perintah) kyai dan yang kedua mencari pengalaman,” jelasnya.
Pria lajang yang juga pimpinan jemaah Jagad Sholawat ini mengaku, pembuatan film tersebut hanya satu hari, itu pun spontan.
“Tidak ada script yang kami buat, semua dialog spontan saja, pemain, kameramen, editing film semua dari sebagian anak pondok dan anggota Jagad Sholawat, namun kisah ini memang berdasarkan kisah nyata,” bebernya.
Perlu diketahui dalam film ‘Sinar Agama dalam Budaya’ tersebut berdurasi 9 menit 36 detik. Menceritakan orang kampung yang tanaman padinya banyak ditumbuhi rumput dan banyak di makan hama.
Beberapa warga menemui kepala desa dan hasil musyawarah dengan berbagai pihak termasuk tokoh agama setempat disepakati diadakan sedekah bumi dengan syarat tidak ada yang mabuk-mabukan dalam acara sedekah bumi tersebut. Sedekah bumi diisi dengan wayangan dan salawatan dengan harapan hasil pertanian yang bagus.
Dalam film itu juga secara keseluruhan menggunakan bahasa Jawa. Hal itu juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton. Karena, selain penuh dengan nasihat, film itu juga sekaligus memperkenalkan kepada penonton bahasa daerah yang ada di wilayah Indonesia
Para pemenang pada ajang film religi nasional Kompetisi Film Pendek Islami (KFPI) Nasional Tahun 2002 adalah; juara 1: Seberkas Cinta Dari Dita karya Khusnul Arofah, DI Yogyakarta. Juara 2: Doa Yang Tersirat karya Dedeng, Sulawesi Tenggara dan juara 3: Penghulu Di Hulu Sungai karya Hari Subagio, Kalimantan Utara. (*)
