TUBAN
Penulis: M. Rizqi
Lenterakata.com – Sejak Hari Santri Nasional (HSN) ditetapkan pada tahun 2015 lalu, Kementerian Agama Kabupaten Tuban tak pernah absen menyelenggarakan peringatan.
Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan dilaksanakan dengan upacara dan pemberian bantuan kepada santri kurang mampu.
Upacara digelar di halaman kantor kemenag yang dipimpin langsung Kepala Kantor Kemenag Tuban Drs. Sahid, MM yang diikuti seluruh karyawan. Sahid membacakan sambutan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin.
Menurut Menag, ada beberapa alasan dan dasar mengapa pesantren layak disebut sebagai laboratorium perdamaian. Di antaranya adalah kesadaran harmoni beragama dan berbangsa yang tinggi.
Kemudian, metode mengaji dan mengkaji. Para santri juga biasa diajarkan untuk khidmah atau pengabdian. Selain itu, pendidikan kemandirian, kerja sama dan saling membantu di kalangan santri.
‘’Gerakan komunitas seperti kesenian dan sastra tumbuh subur di pesantren,’’ ujarnya.
Juga lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun besar untuk membahas hal-hal remeh sampai yang serius. Pesantren mengajarkan prinsip maslahat atau kepentingan umum lebih diutamakan.
‘’Penanaman spiritual yang tinggi. Tidak hanya soal hukum Islam atau fikih yang didalami, banyak pesantren juga melatih para santrinya untuk tazkiyatunnafs, yaitu proses pembersihan hati,’’ katanya.
Setelah upacara selesai Kakankemenag Tuban mengajak semua ASN untuk istighosah dan syukuran bersama di aula Kemenag. (lai/wie)