Ingin Membentuk Akhlaq Anak-Anak, Aipda Adi Tri Buka Sekolah Ngaji

oleh -

BLORA

Penulis : Supriyanto

Link Banner

Lenterakata.com – Tugas Polisi adalah mengayomi dan melindungi masyarakat, sebagaimana program polisi sebagai pengayom dan pelindung masyarakat.

Namun yang dilakukan Aipda Adi Tri Sukmoro ini berbeda. Dia menambah fungsi dirinya untuk menjadi guru ngaji. Bahkan, dia mendirikan padepokan untuk tempat mengajar mengaji.

Aipda Adi sehari harinya menjabat sebagai Kepala Jaga, (Ka Jaga) Sat Samapta Polres Blora Polda Jawa Tengah. Dia dikenal tegas dan disiplin dalam melaksanakan tugas.

Berdinas di Satuan Samapta yang berseragam dinas lengkap dan bersentuhan langsung dengan masyarakat tentunya dalam patroli dan penjagaan dirinya harus jaga sikap tampang dan berwibawa.

Tak jarang ia menampilkan wajah gagah dan sangar kala menjalankan tugas apalagi saat membawa senjata laras panjang dalam patroli kepolisian.

Namun siapa sangka, di balik kegagahannya sebagai seorang anggota Polri, saat berada di lingkungan tempat tinggalnya ia menjadi sosok seorang guru mengaji yang santun. Dia adalah pendiri atau ketua dari sebuah sekolah ngaji yang disebut TPQ Nurul Quran di wilayah Kelurahan Bangkle RT 04 RW 05, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Tak hanya mengaji, dibantu oleh istrinya Siti Mustrianawati, bersama tujuh guru ngaji lainnya juga mendakwahkan Islam melalui padepokannya yang dinamakan Padepokan Alab Alab Sabrang Lor.

Kegiatan mengaji di Padepokan Alab Alab Sabrang Lor dilakukan setiap hari. Kegiatan dimulai dengan ibadah Salat Ashar berjamaah yang digelar di musala  dekat rumahnya, Aipda Adi Tri sebagai imamnya. Setelah itu dilanjutkan dengan sekolah mengaji yang dilaksanakan di musala dan tempat mengaji di rumahnya.

Aipda Adi Tri Sukmoro menceritakan bahwa awal mula ia mendirikan sekolah mengaji karena melihat lingkungan di sekitar tempat tinggalnya lokasinya jauh dari sekolah mengaji atau madrasah. Dari itulah sedikit-sedikit ia mulai mengajari mengaji anak-anak dan remaja warga sekitar tempat tinggalnya.

“Berawal dari itulah saya ingin mengamalkan ilmu yang saya dapatkan. Dulu hanya mengajari mengaji sedikit anak anak. Dan alhamdulilah masyarakat sekitar sini mendukung. Akhirnya kita buka sekolah mengaji di sini,” kata Aipda Adi Tri.

Aipda Adi Tri membeberkan bahwa awal perjuangan mendirikan sekolah mengaji tidaklah mudah. Selain keterbatasan anggaran yang menjadi masalah adalah keterbatasan tempat dan sarana.

“Pada awal-awal ingin mendapat murid banyak, namun setelah banyak anak yang ikut mengaji malah bingung. Tempatnya nggak ada, sarana juga kurang  Tapi alhamdulilah istri saya mendukung dan ada beberapa teman yang ikut menjadi guru mengaji di sini,” lanjutnya.

Kemudian sarana dan prasarana yang ia dapatkan, Aipda Adi Tri menyampaikan bahwa ada bantuan dari para donatur seperti dari rekan-rekan Polres Blora dan dari warga umum serta dermawan lainnya.

“Dengan doa dan perjuangan serta dukungan dari keluarga dan teman-teman akhirnya padepokan ini bisa berkembang. Dan saat ini sudah mempunyai 90 santri,” jelasnya.

Untuk diketahui, saat ini sudah ada 4 kelas yang belajar mengaji di padepokan Aipda Adi Tri. Mulai dari kelompok santri usia anak TK dan Paud, SD, hingga usia SMP dan setiap hari Jumat khusus kelas mengaji ibu-ibu.

Dalam kegiatan sekolah mengaji ia tidak menentukan biaya bagi para santri, Yang biasa dilakukan adalah pembayaran infaq sebesar Rp10 ribu setiap bulan, itupun tidak diwajibkan.

“Lillahi ta’ala. Alhamdulilah atas ijin Allah kegiatan mengaji di sini bisa berjalan lancar. Namun demikian tentunya kami tidak akan menolak jika ada dermawan yang ikut berdonasi untuk keperluan kegiatan mengaji di sini,” ujarnya.

Terpisah, Kasat Samapta Polres Blora AKP Kusnio,SE atasan dari Aipda Adi Tri Sukmoro menyampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh anggotanya patut didukung.

“Yang dilakukan Aipda Adi Tri sudah bagus, apalagi bisa berbagi ilmu kepada anak-anak di lingkunganya. Alhamdulilah sampai saat ini ia selalu disiplin dalam melaksanakan tugas. Saat jam dinas ia bertugas dan setelah sore hari jam dinas selesai, ia menjadi guru ngaji,” tuturnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *