Kades ‘Kampung Miliarder’ Bantah Warganya yang Jual Tanah ke Pertamina Jatuh Miskin

oleh -
BELI MOBIL : Warga Kampung Miliarder saat Mendatangkan Mobil Baru ke Kampungnya

TUBAN

Penulis : M.Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Salah satu kampung miliaerder di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur adalah Desa Sumurgeneng. Di desa ini, banyak warganya yang menerima ganti untung karena lahannya dibeli Pertamina untuk membangun kilang minyak.

Hanya, setelah sekitar setahun berlalu, ada kabar beberapa warga mengalami kebangkrutan lantaran uangnya sudah habis, sementara mereka tak punya lahan garapan lagi sebagai penopang hidup. Padahal mayoritas warga kampung ini sebagai petani.

Kondisi tersebut dibantah Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng Gianto. Dia menolak dikatakan

warga yang menjadi miliarder usai menjul tanahnya untuk keperluan kilang minyak jatuh miskin. Sebaliknya, setelah menerima uang penggantian dari Pertamina atas lahan mereka, hampir sebagian besar warga justru bertambah kaya.

“Sekarang ini kondisi warga malah tambah bagus. Tidak seperti diberitakan di televisi. Kalau ada yang demo-demo, itu bukan warga saya,” ujar Gianto pada wartawan.

Gianto menjelaskan, warga Desa Sumurgeneng Kecamatan Jenu yang mendapat uang penggantian tersebut, memang bertambah makmur. Sebab,  setelah menerima uang, warga menggunakan untuk membeli tanah lagi yang lebih luas dari tanah sebelumnya, di luar desa Sumurgeneng.

“Karena lahan di desa terbatas, akhirnya beli di luar desa. Misal kemarin punya satu hektar, sekarang mereka punya dua sampai empat hektar. Jadi bisa dua kali lipat. Masih ada sisa uang,” kata Gianto menjelaskan.

“Sisanya buat beli rumah, bayar utang, atau beli mobil,” kata dia menambahkan.

Di sisi lain, Gianto juga membantah, banyak warga di Sumurgeneng menjadi pengangguran usai melepas lahan mereka. Menurutnya, pemberitaan terkait hal itu kurang pas dengan kondisi aktual di daerahnya.

Saat ini, kata Gianto, proses penyerapan warga untuk bekerja di Pertamina masih terus berlangsung.Untuk Desa Sumurgeneng misalnya, setidaknya saat ini terdapat 67 warga desa yang bekerja di Pertamina Rosneft.

“Jadi, yang kemarin masuk media. Itu ada orang agak tua umur 60 tahun, bukan warga saya, dan demonya itu kemaren itu kurang pas kalau judulnya seperti itu,” ucap Gianto.

Tidak hanya Kepala Desa Sumurgeneng, warga Desa Wadung juga membenarkan bahwa dirinya menjadi bertambah kaya.

Yoto (43), warga Dusun Boro Desa Wadung Kecamatan Jenu, misalnya. Dia mengakui bahwa uang penggantian Rp9,3 miliar dibelikan lahan seluas 2,5 hektare. Tanah tersebut jauh lebih luas dibandingkan yang diganti rugi Pertamina, yang hanya 1,3 hektare. Lahan baru tersebut, dibelinya dengan total harga Rp4,6 miliar.

“Jadi, masih ada sisa. Saya belikan dua Expander, satu Pajero dan Fortuner. Dua Expander tersebut saya buat usaha, yaitu merentalkan di BNI. Jadi, untuk sumber pemasukan saya. Dua unit saya dapat 10,4 juta. Saya juga masih punya tabungan,” kata dia.

Di sisi berbeda, lahan yang dia beli juga dipergunakan untuk kegiatan produktif. Pada lahan tersebut, Gianto menanami dengan pisang, melon, dan cabe.

“Itu kan jadi sumber pendapat saya juga. Pisang raja, misalnya, kalau lagi bagus, sekali panen Rp60-70 ribu per pohon. Padahal, saya tanam seribu pohon. Itu baru dari pisang, belum  cabe dan melonnya,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *