Kemenag Kunjungi Warga Muallaf

oleh -
SERAHKAN BANTUAN : Rombongan Kemenag Tuban Menyerahkan Bantuan pada Muallaf

TUBAN

Penulis: M Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Datangnya hidayah memang sesuatu yang tak dapat diduga. Itulah yang terjadi pada keluarga Juwok. Perempuan berusia 64 tahun bersama keluarganya mengucap kalimat sahadat dan masuk Islam beberapa waktu lalu.

Kamis (11/4/2019) keluarega Juwok dikunjungi rombongan dari kantor Kemenag Tuban. Bukan hanya silaturahmi, tapi juga menyerahkan bantuan pada keluarga yang tergolong ekonomi lemah ini.

Juwok masuk Islam bersama 4 anggota keluarga lainnya. Yakni Bagus Setiyo Rahayu, Widji Lestari dan Sutomo yang sebelumnya beragama Budha. Sedangkan satu keluarga lainnya ibu Sri Rahayu (54 tahun) dan kakaknya ibu Adem (75 tahun) yang sedang menderita penyakit stroke,  dulunya keluarga ini memeluk agama Kristen.

Kepala Kantor Kemenag Tuban Sahid  diwakili oleh Penyelenggara Syariah, Drs. Mashari, M.Ag. Mereka datang dengan didampingi Kepala KUA Kecamatan Bancar Ainul Yaqin dan tokoh agama setempat Kiai Haramain. Keluarga Juwok dan ibu Sri Rahayu  tinggal di Desa Bogorejo Kecamatan Bancar kabupaten Tuban.

Selain untuk memberikan dukungan dan bersilaturrahim, Mashari  juga menyampaikan motivasi beragama dan bantuan berupa peralatan salat, sembako dan uang, yang diambilkan dari dana UPZ Kemenag Tuban.

“Alhamdulillah ibu berdua beserta keluarganya mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Semoga tetap dalam keadaan iman dan islam sampai akhir hayat,’’ harap Mashari.

Menurut dia, kedatangannya juga untuk  menindaklanjuti laporan pemberitahuan dari kepala KUA Bancar dan tokoh agama setempat bahwa ada warga Bancar yang muallaf. Di samping melaporkan, juga ada permohonan bantuan, mengingat dua keluarga ini tergolong keluarga yang  tidak mampu.

Ibu Juwok  petani dan ibu Sri Rahayu berdagang kecil-kecilan sambil membiayai perawatan kakaknya bu Adem yang menderita stroke. Pria asal Lamongan ini berharap agar keluarga muallaf ini terus dalam menjalankan syariat dan mendalami Islam.

‘’Kami mohon kepada kepala KUA untuk membantu membimbing keluarga ibu Juwok dan ibu Sri Rahayu untuk terus mempelajari Islam,’’ pintanya.

Sementara itu, Kiai Haramain menceritakan awal masuknya ibu Adem dan ibu Sri Rahayu  masuk Islam.

‘’Berawal dari  kami ngaji di musala yang kebetulan waktu itu kami menerangkan tentang kematian dan alam akhirat setelah kematian. Kebetulan bu Adem mendengarnya, beliau menangis dan menyatakan masuk Islam,’’ terangnya. (wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *