TUBAN
Penulis : M.Rizqi
Lenterakata.com – Tegak dan terlaksananya demokrasi sesuai yang dicita-citakan adalah tanggungjawab semua komponen masyarakat. Karena itu, sebagai bagian dari masyarakat (civil society) Lembaga Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LP2SDM) RTD-CL punya tanggungjawab yang sama untuk memastikan demokrasi berjalan sesuai rel yang telah ditentukan.
Sebagai bagian dari masyarakat, komunitas RTD-CL juga punya kewajiban untuk ikut mengawal demokrasi. Salah satunya pada saat pesta demokrasi seperti yang akan dilaksanakan serentak pada 27 November nanti, berupa pilkada serentak.
Hal itulah yang disampaikan Dr. Muh. Hambali narasumber dalam sosialisasi Pilkada Serentak 2024 yang digelar di aula Perhutani KPH Tuban. Sosialisasi ini merupakan kerjasama LP2SDM RTD-CL Cabang Tuban dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tuban. Sosialisasi diikui sekitar 50 peserta yang terdiri dari para anggota RTD-CL Tuban.
Selain Muh.Hambali, hadir Komisioner KPU Tuban Agus Umar Faruq yang juga merupakan anggota RTD-CL Cabang Tuban. Acara berlangsung gayeng dan penuh keakraban.
Dr.Muh.Hambali yang juga dosen di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ternyata juga sudah akrab dengan komunitas RTD-CL. Sebab, di sekitar tempat tinggalnya juga ada komunitas tersebut. Bahkan Hambali juga pengguna salah satu produk komunitas ini. Dia juga mengenal beberapa penggerak komuniras RTD-CL di Malang.
Menurut dia, anggota RTD-CL adalah sel-sel muda yang terus bergerak dan berproses di masyarakat. Karena itu, dalam pelaksanaan demokrasi, anggota RTD-CL harus bersenyawa dengan pengambil kebijakan seperti KPU. Karena pemilih muda adalah penentu masa depan bangsa.
‘’Maka RTD sebagai bagian dari civil society harus bisa menjadi penggerak di Tuban,’’ ujarnya.
Meski saat ini rerata calon dalam pilkada hanya dua calon, bahkan ada yang lawan kotak kosong seperti Surabaya, Gresik dan Samarinda.
Hal itu, menurut Hambali, demokrasi belum berdaulat, daulatnya hanya sebatas kekuasaan dan kepentingan, Maka RTD-CL harus bisa menjadi penggerak dan penyeimbang untuk mewujudkan demokrasi yang berdaulat.
‘’RTD-CL ini semangatnya terus muda, sedang pemuda punya peran strategis menentukan arah bangsa. Sejarah mencatat itu, sejarah RI dan sejarah organisasi-organisasi membuktikan. Pemuda jangan hanya eksis, tapi juga existing atau ada gerakan. Sudah sejauh mana gerakan yang sudah dilakukan untuk memberikan kontribusi ke masyatakat,’’ tambahnya.
Lokal wisdom atau kearifan lokal adalah jatidiri bangsa yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Lokal wisdom bagus bisa mendukung demokrasi bangsa.
‘’Dan RTD harus menjadi bagian untuk menjaga lokal wisdom tersebut,’’ katanya.
Menurut Hambali, alasan-alasan dalam berdemokrasi di antaranya adalah untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat. Dalam pilpres kemarin, lokal wisdom juga belum kuat mengawal demokrasi. Bahkan demokrasi kita keblablasan bahkan hampir terjadi tsunami demokrasi.
Kemudian menjamin partisipasi warga negara, KPU memberikan layanan agar hak warga negara diberikan sesuai dengan aturan yang ada. Hanya dua calon dinilai masih partisipasi masih tengah. Kalau tinggi calonnya pasti lebih dari dua.
Lalu menjaga legitimasi pemerintahan, meski kedaulatan kita masih bisa digadaikan, ditawarkan.
‘’Ini menjadi PRnya RTD,’’ tandas Hambali.
Alasan yang lain berdemokrasi adalah untuk mewujudkan keterwakilan rakyat, kontrol kekuasaan, mendorong akuntabilitas dan transparansi serta menegakkan prinsip demokrasi.
Hanya problemnya adalah kurangnya kesadaran politik dan sikap apatis masyarakat. Minimnya akses informasi yang valid, pengaruh media sosial dan hoaks serta ketidakpercayaan masyarakat terhadap politik dan institusi pemerintah.
‘’Akibatnya adalah kualitas demokrasi menurun, pemimpin makin buruk kualitasnya dan sebagainya. Lalu apakah kita akan biarkan hal itu terus terjadi? Tentu tidak. Maka harus ada tindakan, harus berbondong-bondong ke TPS untuk memilih pemimpin yang baik.(*)