TUBAN
Penulis : M.Rizqi
Lenterakata.com – Banjir yang melanda Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban mengakibatkan satu warga meninggal dunia. Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, SE mengunjungi lokasi terdampak banjir di Desa Temayang dan Margomulyo, Kecamatan Kerek. Dilanjutkan ke Desa Sumurgung Kecamatan Montong.
Bersama Sekda Budi Wiyana, OPD terkait, Forkopimka, dan pemdes setempat, Mas Bupati menyisir rumah warga terdampak banjir pada Kamis lalu itu. Mas Lindra mendengar cerita para korban yang sebagian besar masih melakukan pembersihan pasca banjir.
Untuk warga yang mengalami kerusakan rumah, pemkab melalui Pemdes dan OPD terkait memberikan bantuan semen, hingga sak untuk pembangunan tanggul darurat. Bantuan sembako juga diberikan ke warga terdampak di semua titik kunjungan.
Di sela-sela peninjauan, Mas Bupati mengungkapkan, penyebab pasti banjir di Kecamatan Kerek yang menelan satu korban jiwa tersebut akibat tanggul di Desa Temayang jebol 30 meter.
Tanggul jebol ini juga mengirim luapan airnya ke Kecamatan Montong dan Tambakboyo. Untuk itu, Mas Bupati menegaskan perbaikan akan dilakukan segera di akhir April hingga awal Mei.
“Saat ini perbaikan masih bersifat darurat, untuk itu kita akan bangun permanen di akhir April atau paling lambat awal Mei ini,” ujar Mas Bupati.
Selain tanggul yang jebol, terjadinya sedimentasi dan gundulnya hutan di daerah dataran tinggi Kerek ikut andil besar dalam musibah banjir Kamis lalu. Mas Bupati kembali mengingatkan warga akan pentingnya menjaga hutan.
“Inti masalahnya masih sama, hutan didaerah atas ini gundul. Makanya saya tak pernah bosan berpesan kepada masyarakat untuk ikut menjaga hutan dan merawat pohon yang telah kami ditanam untuk penghijauan,” kata dia.
Meskipun telah dilakukan penghijauan di Tahun 2021 oleh pemkab dan Perhutani, kondisi tanaman banyak yang rusak dan hilang.
“Pohon-pohon itu nanti yang akan menjaga kita dari bencana banjir, menyediakan air bersih dan udara yang sejuk,” ujar Mas Lindra.
Dalam waktu dekat, penanaman akan dilakukan kembali. Pemkab sudah koordinasi dengan Perhutani, dan akan kembali dilakukan penanaman pohon.
Selain itu, juga akan dilakukan normalisasi di beberapa titik, serta penataan ruang pemukiman yang tidak sesuai aturan, seperti pemukiman di daerah aliran air.
“Cuaca buruk dengan intensitas hujan tinggi masih akan berlangsung hingga April, untuk itu kita akan melakukan normalisasi sungai di beberapa titik juga penataan rumah yang ada di daerah aliran sungai,” tegasnya.
Di Kecamatan Montong tepatnya di Desa Sumurgung juga juga terkena banjir di hari Rabu kemarin. Sempat surut, dan banjir kembali menggenangi desa tersebut. Banjir ini merupakan kiriman dari dataran tinggi di Desa Maindu Kecamatan Montong.
Di dataran tinggi Maindu, Mas Bupati juga mendapati hal yang sama, yaitu tidak adanya daerah resapan air, sehingga air hujan langsung turun ke daerah yang lebih rendah. Debit air hujan yang tinggi, mengakibatkan sungai di desa setempat tidak bisa menampung air sehingga meluber ke kawasan pemukiman.
Normalisasi sungai dan saluran air hingga kembali melakukan menanaman pohon akan dilakukan dalam waktu dekat.
Sebelumnya, normalisasi juga telah dilakukan di Dam Desa Talangkembar. Forkopimka bersama OPD terkait membuat sodetan air untuk mengurangi debit air dan memecah aliran sungai. (*)