Peringati Hari Otoda Peserta Perempuan Berkebaya

oleh -
PEREMPUAN: Upacara Hari Otoda di Pemkab Tuban Pemimpin Upacaranya Perempuan

TUBAN

Penulis: M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Ada yang menarik dalam upacara peringatan ke 23 hari otonomi daerah (otoda) di halaman pemkab Tuban, Kamis (25/4/2019). Sebab, peserta upacara yang perempuan menggunakan kebaya. Peserta upacara yang pria berpakaian resmi berupa batik Korpri.

Upacara dengan inspektur wakil bupati (wabup) Noor Nahar Hussein itu sebagai pemimpin upacara juga perempuan. Termasuk para petugas upacara lainnya. Ternyata, selain upacara hari otoda, juga dirangkai dengan peringatan Hari Kartini.

Pada kesempatan ini, wabup menyampaikan apresiasi kepada aparatur pemerintah, penyelenggara  dan masyarakat yang telah mendukung terselenggaranya pemilu serentak tahun 2019 berjalan lancar, aman dan tertib.

Selanjutnya pascapemungutan suara, kata wabup, diharapkan segenap komponen masyarakat terus menjaga suasana kondusif di masyarakat.

‘’Sehingga pelayanan publik dan aktivitas pemerintahan bisa dijalankan dengan baik,’’ ujarnya.

Peringatan Hari Kartini tahun 2019 mengusung tema “Perkuat Advokasi dan Aksi Nyata untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan”.

Tema tersebut diangkat karena RA Kartini yang  menjadi tokoh sentral memiliki kemampuan dan kapasitas dalam membentuk karakter bangsa. Selaras dengan tema tersebut, perempuan harus mampu berfungsi sebagai istri yang baik, menjadi pendukung suami setia.

Selain itu, perempuan juga harus mampu berperan sebagai ibu yang mendidik dan membesarkan putra putrinya. Sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang berkepribadian, berkualitas dan berakhlak mulia.

“Serta dapat berperan dan berprestasi dalam kehidupan di masyarakat,” tambah wabup.

Menurut pejabat asal Rengel tersebut, perlu adanya edukasi kepada masyarakat terkait konsep gender dengan tepat. Kesetaraan gender mengacu pada kesetaraan hak, tanggung jawab, kesempatan, perlakuan, dan penilaian atas perempuan dan laki-laki dalam kehidupan ataupun di tempat kerja.

Kesetaraan gender adalah kebebasan memilih peluang-peluang yang diinginkan tanpa ada tekanan dari pihak lain. Kedudukan dan kesempatan yang sama dalam pengambilan keputusan dan dalam memperoleh manfaat dari lingkungan.

Karena itu, wabup mengajak untuk menjaga makna kesetaraan gender. Sehingga laki-laki dan perempuan bisa sama-sama berkiprah dengan tetap mengindahkan dan adaftif terhadap kondisi obyektif masyarakat yang ada.

‘’Dengan potensi yang dimiliki masing-masing, maka hal ini akan sangat efektif bagi pembangunan masyarakat dan bangsa,’’ katanya. (wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *