Petani Green Belt Diajak Belajar Budidaya Jeruk

oleh -
BELAJAR : Petani Green Belt Semen Indonesia Pabrik Tuban Saat Belajar Budidaya Jeruk

TUBAN

Penulis: M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Upaya pemberdayaan yang dilakukan Semen Indonesia (PT SI) Pabrik Tuban terhadap petani green belt terus dilakukan. Kali ini, petani penggarap lahan perusahaan itu diajak belajar budidaya jeruk.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di pusat penelitian jeruk dan tanaman subtropis Balitjestro,  Junurejo, Kota Batu, Jawa Timur. Sebanyak 40 orang perwakilan kelompok petani geen belt ikut.

Selain itu, juga dihadiri Bagian Tambang PT SI, Unit Public Relation & CSR PT SI serta Dinas Pertanian dan  Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban. Mereka ingin memperdalam ilmu mengenai budidaya tanaman jeruk.

‘’Ilmu yang didapat akan diaplikasikan di lahan greenbelt masing-masing. Para petani diberi bekal teori maupun kunjungan lapangan,’’ ujar Supriyono dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban.

Dia mengatakan, kegiatan petani green belt yang difasilitasi oleh Semen Indonesia tersebut merupakan tindaklanjut dari bantuan 8.400 bibit jeruk dari Balitjestro kepada petani yang menggarap lahan milik perusahaan (green belt).

“Kita ingin belajar pada ahlinya dalam berbudidaya jeruk ini. Mulai dari proses penyemaian, penanaman, perawatan, hingga pada proses penanggulangan hamanya,’’ tambah dia.

Penyuluh Pertanian Madya Kabupaten Tuban tersebut menambahkan, di Bumi Wali telah ada beberapa daerah yang berhasil budidaya jeruk. Seperti misalnya di Kecamatan Grabagan, Semanding, Bancar, dan Kecamatan Singgahan. Artinya, tanaman jeruk dapat tumbuh dan berkembang di daerah yang kontur tanahnya berbatu seperti Tuban.

“Kita ingin tanaman jeruk ini menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Tuban. Agar bisa mendongkrak ekonomi para petani, terutama petani green belt,” harapnya.

Sementara, Staff Public Relation & CSR Semen Indonesia, Siswanto mengatakan melalui kegiatan CSR, perusahaan akan terus dan mengembangkan kapasitas para petani green belt. “Harapannya petani yang menggarap lahan milik perusahaan tersebut dapat lebih sejahtera dari nilai tambah yang dihasilkan dari lahan yang dikelolanya,” kata dia.

Lebih lanjut Siswanto menjelaskan, saat ini jumlah petani green belt yang dibina oleh perusahaan sekitar 400 petani. Selama ini bercocok tanam dengan menanam tanaman keras seperti nangka, mangga dan sukun, mereka juga menanam tanaman sela seperti jagung, ketela pohon dan sebagainya.

Lahan greenbelt adalah lahan sekitar area tambang perusahaan yang berjarak lebih dari 50 meter dari area tambang. Dalam memanfaatkan lahan perusahaan tersebut, petani tidak dipungut biaya apapun terhadap perusaahaan.

Pada kesempatan yang sama, Plh. Pimpinan Balitjestro, Wisnu Unjoyo, mengatakan, budidaya jeruk masih sangat berpotensi. Karena di Indonesia pemenuhan permintaan pasarnya masih sangat kurang. Sehingga, potensi pasarnya masih sangat terbuka luas.

“Di Kabupaten Tuban saya yakin tanahnya bisa ditanami jeruk, tinggal bagaimana penerapan teknologi yang digunakan. Selain dilewati jalur nasional, Tuban juga dekat dengan Surabaya dan potensi wisata terlihat mulai tumbuh. Ini merupakan pasar yang sangat potensial,” tandasnya.(wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *