Sampaikan Surat Penolakan Kilang Minyak, Warga Sweeping Ruang Dewan

oleh -
DEMO WARGA : Warga Ring Satu Kilang Minyak saat Demo di DPRD Tuban

TUBAN

Penulis: M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Ratusan warga yang mengatasnamakan warga ring satu calon Kilang Minyak Tuban mendatangi gedung DPRD. Mereka menyampaikan surat penolakan pembangunan Kilang Minyak tersebut.

Ratusan warga yang mengaku berasal dari Desa Wadung, Remen, Sumurgeneng, Mentoso dna desa lain di ring satu itu datang dengan menumpang kendaraan bak terbuka. Jumlah masa yang hadir, tak sesuai dengan yang dicantumkan dalam surat pemberitahuan ke Polres. Sebab, surat itu menyebut masa yang demo sekitar 3.000 an orang.

Warga berorasi bergantian. Juga membeber poster dan sejumlah spanduk kain putih dengan tulisan merah. Semua bernada sama; penolakan atas pembangunan Kilang Minyak dan menolak menjual tanahnya.

‘’Kami sudah cukup makmur dengan menjadi petani. Kami tak butuh kilang minyak. Kami tidak akan menjual tanah kami yang produktif dan subur untuk pertanian,’’ begitu teriak lantang salah satu orator yang seorang perempuan.

Sejak datang ke gedung DPRD, warga menolak masuk. Mereka berkumpul di depan gerbang sebelah timur gedung DPRD yang biasa digunakan sebagai pintu masuk. Sebab, gerbang ditutup dan dijaga aparat polisi dan Satpol PP.

Warga juga menolak masuk atau mengirim perwakilan. Sebab, mereka ingin ditemui anggota DPRD di luar gedung. Warga berteriak-teriak meminta Ketua DPRD M. Miyadi keluar. Hanya, harapan warga itu tak kesampaian karena sebagian besar anggota DPRD, termasuk Miyadi sedang reses dan tak ada di tempat.

Sekretaris DPRD Supriyanto mencoba menemui masa, dan menyampaikan kondisi di gedung DPRD yang kosong. Dia meminta surat yang akan diberikan ke DPRD diberikan melalui dia saja. Permintaan ini ditolak warga.

Kondisi itu membuat warga semakin meradang. Teriakan mereka semakin kencang untuk meminta ditemui Miyadi. Hingga beberapa saat tak ada perkembangan, karena memang tak ada anggota dewan yang di kantor.

TOLAK KILANG : Warga Demo Menolak Pembangunan Kilang Minyak

Baru kemudian datang Nurhadi Sunar Endro datang. Wakil rakyat dari Komisi B kemudian menemui warga. Namun lagi-lagi warga menolak memberikan surat penolakan yang sudah dikemas dalam amplop coklat besar itu.

Sadar kalau ketua DPRD tak berada di tempat, tuntutan diturunkan. Warga ingin anggota DPRD dari Kecamatan Jenu menemui mereka. Atau setidaknya menyaksikan penyerahan surat penolakan itu.

Sehingga warga meneriakkan nama-nama wakil rakyat asal Jenu untuk menemui mereka. Di antaranya adalah Fahmi Fikroni dan Muntafarida dari PKB, Abu Cholifah dari PDIP dan Elis Yuanita Dewi dari Gerindra.

‘’Kami ingin empat anggota DPRD dari Jenu menemui kami. Kalian wakil kami, tolong temui kami, ‘’ teriak warga.

Namun, lagi-lagi harapan warga hanya bertepuk sebelah tangan karena yang diinginkan memang tak berada di tempat. Warga semakin tak sabar. Lalu meminta izin untuk mencari sendiri.

Maka kemudian dua perwakilan warga yakni Sasmito Didik Hartono dari Desa Wadung dan Mashari dari Desa Sumurgeneng dengan dikawal sejumlah polisi masuk ke gedung DPRD. Keduanya mencari ketua DPRD di ruangan kerja, namun tidak ada.

Lalu dilanjutkan sweeping ke ruangan-ruangan lain untuk mencari keberadaan empat anggota DPRD dari Kecamatan Jenu,juga tak ditemukan. Sedianya , anggota DPRD itu akan digelandang keluar untuk menerima surat penolakan dari warga. Sebab, warga sebelumnya mengancam akan menginap di DPRD kalau keinginannya tak dipenuhi.

Membuktikan sendiri kalau anggota DPRD dan ketua tidak ada di tempat. Mereka baru mau menyerahkan surat berisi penolakan pembangunan Kilang Minyak itu pada anggota DPRD yang ada. Warga meminta bukti tanda terima.

‘’Kami beri batas waktu sampai 5 Februari harus sudah ada jawaban. Kalau tidak, kami akan datang lagi dengan masa yang lebih besar,’’ ancam warga.

Usai memberikan surat, lalu warga membubarkan diri. Sedangkan Nurhadi Sunar Endro yang menerima surat itu mengaku akan memberikan surat itu ke ketua DPRD.

‘’Kita sampaikan ke ketua untuk selanjutnya dibahas,’’ katanya diplomatis.(*)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *