Satu Tahun Pemerintahannya, Bupati Tuban Dikado Keranda Mayat

oleh -
KERANDA MAYAT : Mahasiswa PMII Mengusung Keranda Mayat dalam Demo sebagai Simbol Matinya Nurani para Pemimpin

TUBAN

Penulis : M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com –  Janji aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk kembali mendatangi Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky di kantornya tepat setahun pemerintahannya ditepati. Bupati Lindra resmi dilantik 20 Juni 2021 lalu.

Kali ini, massa PMII membawa keranda mayat sebagai hadiah. Keranda itu sebagai simbol matinya hati nurani dan kepekaan pemimpin pada rakyatnya. Mahasiswa juga menggelar aksi teatrikal.

Aksi treatrikal para mahasiswa yang menggambarkan rakyat yang ingin pemimpinnya namum dipersulit.  Seperti sebelumnya, Bupati Lindra tetap tidak mau menemui para mahasiswa.

Pada demo sebelumnya, mahasiswa PMII juga tidak ditemui, meski bupati ada di Tuban. Bupati yang masih lajang itu memilih menghadiri acara-acara di luar kantor pemkab untuk menghindari mahasiswa. Kali ini, hal itu juga kembali dilakukan.

Para mahasiswa menilai pasangan pemimpin Tuban, Bupati Lindra dan wabil Bupati Riyadi belum mampu membawa perbaikan di Kabupaten Tuban.

Pembangunan fisik juga belum terlihat menonjol. Bahkan, kebijakan-kebijakan yang diambil bupati sering tidak populer dan melahirkan kontroversi.  Salah satunya adalah mutasi pejabat dengan menurunkan eselon pejabat sampai dua tingkat.

Ketua Umum PC PMII Tuban, Khoirukum Mimmu’ani, dalam orasinya mengatakan bahwa sekali lagi dan kesekian kalinya aktivis mahasiswa yang menjadi representasi rakyat tidak ditemui oleh Bupati Tuban.

“Lantas, apakah benar mereka yang dipilih oleh rakyat Tuban, masih pantas disebut pemimpin masyarakat bumi wali,” teriak Aini.

Mahasiswi Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban itu menambahkan, bupati jangan hanya reaktif dengan netizen tapi warganya datang ke kantornya malah menghilang.

“Bupati Lindra jangan cemen di dunia nyata. Temui kami. Selalu alasan ada rapat, ternyata memang tidak punya nyali untuk menemui kami,” teriaknya lagi.

Aini membeber evaluasi yang harus dilakukan pemerintah baik di bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya. Pembangunan infrastruktur yang digembar-gemborkan selama ini ternyata hanya sebatas janji politik saja.

Banyak jalan yang kewenangannya milik Pemkab Tuban belum disentuh sama sekali. Padahal kondisi jalan yang menjadi akses utama masyarakat tersebut rusak parah.

“Ada beberapa jalan di Kecamatan Senori, Kerek, Tambaboyo dan juga Rengel. Di sana jalan seolah dibiarkan rusak padahal prioritas dalam visi dan misinya fokus di pembangunan insfrastruktur,” ungkapnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *