TUBAN
Penulis : M.Rizqi
Lenterakata.com – Lahan yang di atasnya akan dibangun fasilitas kesehatan berupa gedung Instalasi Perawatan Intensif Terpadu (IPIT) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R Koesma Tuban sempat terkendala saat lokasi akan dikosongkan. Sejumlah warga yang mendiami lokasi tersebut enggan pindah, dengan alasan ganti rugi atau biaya untuk pindah yang ditawarkan pemkab menurut masih terlalu kecil.
Setelah beberapakli nego, hingga Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky sendiri sempat turun langsung ke lokasi untuk dialog dengan warga, akhirnya lokasi yang akan dibangun bisa dikosongkan. Meski masih ada beberapa warga yang bertahan.
Beberapa persoalan tersebut memunculkan kekhawatiran, sehingga Komisi I DPRD Kabupaten Tuban kembali mengundang Direksi RSUD dr. Koesma Tuban untuk menanyakan perkembangan pembangunan gedung IPIT tersebut.
Tak hanya direksi, namun juga rekanan yang akan membangun fasilitas tersebut, hingga PPTK juga dihadirkan dalam rapat yang digelar di ruang rapat Komisi I tersebut.
Pimpinan rapat, sekaligus ketua Komisi I Fahmi Fikroni menjelaskan, koordinasi dengan semua pihak menjadi penting, agar pengerjaan bisa selesai sesuai jadwal. Meskipun progres pembangunan baru mencapai 0,4 %, namun kata Roni, hal tersebut sudah ideal dengan kondisi saat ini.
“Kita sudah mendengar pernyataan dari kontraktor. Pengerjaan molor karena tanah yang berbatu. Jadi mereka kesulitan,” ungkap dia.
Di samping itu, anggota DPRD dari PKB ini juga perkara lahan yang sempat menemui kebuntuan. “Tapi sudah selesai perkara itu,” imbuhnya.
Sesuai jadwal, pengerjaan pembangunan IPIT RSUD dr. R Koesma Tuban itu ditargetkan selesai selama 180 hari kalender. DPRD akan melakukan sidak dalam kurun waktu seminggu ke depan, untuk memonitor progres pengerjaan.
“Kita kawal bersama, agar apa yang telah direncanakan bisa berjalan dengan baik dan sesuai target,” jelas ketua Fraksi PKB DPRD Tuban ini.
Senada dengan Roni, M. Kaffi Makki atau Gus Kaffi juga menyatakan pengerjaan IPIT adalah proyek strategis Pemkab Tuban. Pembangunan IPIT juga telah ditunggu oleh masyarakat Kabupaten Tuban. Untuk itu, dibutuhkan koordinasi yang intensif dengan semua pihak.
“Jadi, kalau ada koordinasi, tidak akan ada rekanan yang pengerjaannya asal-asalan,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD dr. R Koesma Tuban Masyhudi mengatakan, pengerjaan gedung IPIT yang bernilai Rp54 miliar rupiah ini telah ditenderkan sejak April lalu. Namun, persoalan lahan menjadi salah satu kendala yang mengakibatkan pengerjaan sempat tertunda.
Ia menegaskan, IPIT merupakan proyek strategis daerah untuk mendukung pembangunan di bidang kesehatan. Untuk itu, pelaksanaan dan kualitas bangunan harus dikerjakan dengan baik.
“ Kami harap, pembangunan IPIT ini bisa meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Tuban,” katanya.(*)