BLORA
Penulis : Teguh
Lenterakata.com – Ketua Dewan Kebudayaan Blora (DKB) Dalhar Muhammadun mengatakan lima tahun keberadaan rumah artefak Blora merupakan bukti konsistensi dan daya tahan untuk tampil lebih baik.
“Rumah artefak ini sudah lima tahun. Saya mengucapkan selamat kepada kawan-kawan komunitas Rumah Artefak. Atas apa yang sudah dilakukan sementara ini merupakan bukti konsistensi dan daya tahan. Untuk tampil lebih baik, lebih wah dan lainnya memang masih diperlukan banyak hal,” ujar Dalhar Muhammadun dalam acara peringatan ulang tahun ke-5 Rumah Artefak Blora, Senin 3 Juni 2024.
Menurut Madun, sapaan Ketua DKB, terlepas dari capaian-capaian itu, konsistensi dan daya tahan itu merupakan pondasi awal.
“Kayaknya tidak ada gunanya juga seandainya komunitas-komunitas semacam ini terfasilitasi secara baik, konsistensi dan daya tahan teruji, kemudian kita mempertaruhkan sesuatu yang penting pada posisi yang belum meyakinkan,” kata Madun.
Secara pribadi dan mewakili pengurus DKB, Dalhar Muhammadun berharap agar bentuk partisipasi dari stageholder yang secara natural menjadi komuitas Rumah Artefak ini tetap terjaga.
“Karena memang selama ini kita lebih sering bicara tentang sesarengan, tetapi bukti sesarengan sebenarnya tidak banyak, karena memang hanya digantungkan pada apa yang dilakukan secara sementara dan dalam konteks ini partisipasi sangat terasa sekali,” ungkapnya.
Pihaknya juga berharap Rumah Artefak nanti juga tidak memangkas partisipasi dan konstribusi masyarakat, dan itu bisa telaksana ketika jalinan sosial kultural terbangun.
Oleh karena itu, pondasi awal yang sudah terbangun bisa terjaga sehingga nanti seandainya ada bentuk pehatian dari pemerintah, selaku bagian dari Rumah Artefak, bisa membuktikan bahwa dengan angka yang tidak terlalu banyak kita bisa menunjukkan manfaat yang banyak.
Sementara itu, Sekretaris Dinporabudpar Blora Mustakim,S.Sos., M.Si., mengharapakan, dalam ulang tahun ke-5 Rumah Artefak selalu diberikan keberkahan, keselamatan dan semangat guyub rukun.
Ulang tahun ke-5 Rumah Artefek sejatinya jatuh pada 1 Juni, tetapi karena sesuatu hal, maka baru dilaksanakan 3 Juni 2024 secara sederhana.
“Yang intinya untuk mendapatkan kemajuan, keberkahan dan peningkatan guna melaksanakan tugas tentang isi dari rintisan museum ini supaya kita selalu mengingat sejarah yang ada di Kabupaten Blora, khususnya sejarah penemuan benda purbakala,” kata Mustakim.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar Kabupaten Blora Widyarini S.,SST, MM menyampaikan Rumah Artefak dirintis tahun 2019.
“Pada tahun 2019 awal terbit Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2019 tentang pelestarian cagar budaya Blora, kemudian di tahun yang sama ada masukan kepada Dewan Riset Daerah Kabupaten Blora untuk menyikapi adanya Undang-undang No 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya sampai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2019,” terangnya.
Ada salah satu poin di dalam perda tadi yang menjelaskan bahwa Pemerintah Daerah wajib mendirikan atau membangun museum cagar budaya yang selanjutnya amanah perda tersebut ditindaklanjuti.
Lima tahun berjalan, sejak 1 Juni 2019 hingga 1 Juni 2024 yang ditetapkan sebagai hari ulangtahunnya, di Rumah Artefak tersimpan sekitar 200 buah benda cagar budaya dari empat peradaban, mulai masa Prasejarah, masa Klasik Hindu Budha, masa Islam hingga masa Kolonial, yang sehari-hari dijaga dan dirawat oleh petugas dari Dinporabudpar Blora.
Rumah Artefak juga melaksanakan kegiatan perawatan dan konservasi benda cagar budaya, yang ditangani oleh para staf seksi sejarah kepurbakalaan, yang telah mendapatkan pelatihan di BPSMP (Balai Pelestarian Situs Manusia Purba) di Sangiran, BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Provinsi Jawa Tengah, dan lain-lain.
Koleksi rumah artefak berupa fosil-fosil dari kepala banteng, kepala kerbau, gading gajah purba, peralatan manusia purba, perhiasan bekal kubur Kalang, arca dari masa klasik, peralatan dan berbagai senjata dari masa Islam serta kolonial, terus bertambah karena makin kuatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian cagar budaya untuk anak cucu kita.
Kegiatan konservasi serta perawatan di rumah artefak berjalan terbuka dan masyarakat yang tertarik bisa belajar bersama, bagaimana menangani benda cagar budaya sesuai standart perawatan yang benar.
Benda-benda cagar budaya yang dirawat di rumah artefak Blora adalah sumbangsih atau hibah dari masyarakat yang peduli akan cagar budaya, dan hasil-hasil riset BPSMP Sangiran di Kabupaten Blora.
Animo warga Blora untuk berkunjung ke rumah artefak sangat bagus. Hal ini bisa dilihat dari data kunjungan yang meningkat setiap harinya.
Selain itu rumah artefak bisa menjadi sarana edukasi dan pusat informasi cagar budaya khususnya bagi pelajar di Kabupaten Blora dan masyarakat secara luas. (*)