ExxonMobil Ajak Wartawan Tak Sepelekan Foto Blur

oleh -

SOLO
Penulis : Sri Wiyono
Lenterakata.com – Foto blur, alias foto kuranh fokus atau kurang jelas gambarnya ternyata juga bisa jadi cuan. Laku dijual dan menghasilkan dollar. Padahal bagi redaktur atai jurnalis, foto blur adalah sampah.

“Jangan sepelekan, karena foto ini laku beberapa kali sampai menghasilkan puluhan dollar,” ujar Fajrul Islam salah satu narasumber dalam lokakarya media 2023 yang digelar oleh ExxonMobil.

Link Banner

Acara yang diikuti jurnalis dari Kabupaten Bojonegoro dan Tuban itu digelar di Solo pada 22-24 November 2023. Ada dua narasumber yang dihadirkan. Selain Fajrul Islam dari Jakarta juga ada Jiewa Vieri dari Surabaya. Fotografi dan microstock tema lokakarya kali ini sangat menggelitik peserta.

“Saya yakin bisa, karena wartawan sudah biasa motret dan faham fotografi. Tinggal bagaimana foto-foto itu bisa dijual,” tambah Fajrul.

Pria yang mengawali karirnya sebagai penjual foto melalui internet 8 tahun yang lalu itu juga membagikan pengalamannya. Bukan hanya pemgalaman yang menyenangkan saat ini, namun bagaimana dia berjuang agar fotonya bisa laku.

“Saya dulu dua bulan baru ada foto yang laku, setelah mengupload dua ratusan foto. Dan baru setelah dua tahub bisa menerima penghasilan tiap bulan dari sana,” ungkap dia.

Namun, bagi yang mau mencoba juga tidak masalah. Hanya, bagi pemula harus memerhatikan beberapa hal. Bagi yang mau mulai harus menguasai dasar fotografi, pantang menyerah saat foto ditolak, upload foto yang sesuai tren dan sebanyak mungkin.

“Pertama kuantitas dulu, nanti pelan-pelan ke kualitas,” tandasnya.

Sementara Jiewa Vieri yang dikenal sebagai fotografer makanan banyak menjelaskan teknik untuk menghasilkan foto yang estetik atau bagus.

“Meski hanya berbrkal kamera hape dengan teknik tertentu hasilnya bagus, tak kalah dengan hasil jepretan kamera. Saat ini hape sudah dibekali dengan kamera yang canggih,” terangnya.

Pria yang sudah belasan tahun bermaindaoam foto-foto makanan ini mengaku juga tak sengaja menjalani profesinya saat ini. Dia mengaku sejak dulu sudah senang motret makanan. Bahkan, saat nongkrong bersama teman-temannya dia motret dulu makanan atau minuman yang akan dia makan.

“Sampai banyak sekali foto makanan di hape saya. Dulu belum ada media sosial. Suaru saat saya muat diblog pribadi dan saya review makanannya. Ternyata banyak yang merespons sehingga jadi kebiasaan,” katanya.

Perwakilan ExxonMobil A.Ukay S.Subqy atau biasa disapa Malik menginginkan selain dengan tugas pokoknya, jurnalis peserta lokakarya bisa punya akun untuk menjual fotonya.

“Targetnya setelah ini punya akun untuk menjual foto, sehingga bisa menghasilkan tambahan pendapatan,” katanya.

Malik mengucapkan terimakasih pada para peserta dan narasumber yang telah hadir. Sengaja memilih ke Solo karena kota ini satu-satunya yang punya migas corner yang ExxonMobil juga punya andil di dalamnya.

“Kita akan berkunjung ke sana. Migas corner sebagai tempat untuk edukasi tentang proses kegiatan di hulu migas meski dalam bentuk miniatur,” ujarnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *