Sedikitnya 14 Desa di 4 Kecamatan di Tuban Terendam Air Luapan Sungai Bengawan Solo

oleh -
TERGENANG : Genangan Air Luapan Sungai Bengawan Solo Merendam 14 desa di 4 kecamatan di Tuban

TUBAN

Penulis : M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Luapan air Sungai Bengawan Solo akibat curah hujan tinggi menyebabkan daerah aliran sungai (DAS) dari sungai terpanjang di Pulau Jawa ini terendam banjir. Di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, luapan air sedikitnya menggenangi 14 desa di 4 kecamatan. Jika debit air terus meningkatkan, diperkirakan lebih banyak lagi desa yang bakal terkena imbas.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( Kapalsa BPBD) Kabupaten Tuban, Sudarmaji mengatakan,  4 kecamatan yang terendam banjir itu adalah Kecamatan Rengel, Soko, Plumpang, dan Widang. Ke-4 kecamatan ini sebagian wilayahnya memang berada di DAS Bengawa Solo.

“Sampai saat ini sesuai data yang masuk empat kecamatan itu yang terdampak,’’ ujarnya Rabu ( (13/3/2024).

Di Kecamatan Soko terdapat tiga desa yang terendam, yakni Desa Glagahsari, Kenongosari dan Sandingrowo. Di Kecamatan Rengel ada 7 desa, yakni Desa Ngadirejo, Kanorejo, Tambakrejo, Karangtinoto, Sawahan, Rengel dan Sumberejo/

Kemudian satu desa di Kecamatan Soko yakni Desa Prambonwetan juga yang terendam banjir. Di Kecamatan Plumpang banjir menrjang di tiga yakni Desa Kebomlati, Kedungrojo, dan Desa Klotok.

“Yang di Kecamatan Widang ada Desa Ngadipuro, Patihan, Simorejo, dan Kedungharjo,” rincinya.

Sampai saat ini, Darmaji menyampaikan sebagian desa yang terdampak banjir tersebut sudah mengalami tren penurunan air yang menggenangi desa.

Sedang beberapa desa yang posisi banjirnya masih cenderung tinggi yaitu di Desa Karangtinoto, Tambakrejo, dan juga Kanorejo.

“Sebenarnya banjir di Kecamatan Rengel trennya sudah menurun, namun karena memang dia masuk ke area persawahan yang rendah, jadi air sulit untuk mengalir keluar,” jelasnya.

SEWA PERAHU : Warga Harus Sewa Perahu untuk Bisa Keluar dari Desa yang Terendam Banjir

Banjir yang menggenangi desa membuat aktifitas warga terganggu. Di Desa Kebomalati, Kecamatan Plumpang misalnya membuat warga harus menggunakan perahu untuk akses keluar masuk desa.

Azis (52) salah satu warga Dusun Boan, Desa Keblomati mengaku harus menggunakan perahu untuk bisa keluar dari desanya. Sehingga motor yang akan dia gunakan juga dinaikkan perahu untuk bisa sampai ke ujung desa yang tidak tergenang air.

“Air setinggi di atas paha orang dewasa, jadi kita harus naik perahu untuk bisa keluar rumah untuk bekerja,” ungkapnya.

Untuk biaya menyewa jasa perahu dengan membawa motor, Azis harus mengeluarkan uang sekitar Rp40 ribu, dengan jarak sekitar satu kilometer.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *