Gandeng BRIN, WIT Belajar Kemas Produk Mamin Berbasis Kekayaan Lokal

oleh -
GANDENG BRIN : Komunitas WIT Gandeng BRIN untuk Tingkatkan Kualitas Produk

TUBAN

Penulis : M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Menggunakan teknologi untuk mengemas produk makanan dan minuman (mamin) dalam usaha mikro kecil, kenapa tidak? Karena teknologi bisa digunakan dalam berbagai hal dan kebutuhan, termasuk untuk mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Itulah yang dilakukan oleh komunitas Wirausaha Inovatif Tuban (WIT). Selama dua hari yang berakhir Rabu (01/11/2023),  komunitas bekerja sama dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) menyelenggarakan kegiatan Fasilitasi Usaha Mikro berbasis Iptek (FUMI). Kegiatan dalam bentuk skema coaching clinic ini bertajuk “Penerapan Teknologi Pengawetan dan Pengemasan Produk Makanan dan Minuman Berbasis Kekayaan Lokal”.

“Ini yang pertama kali kami menggandeng BRIN, mudah-mudahan kegiatan ini bisa terselenggara setiap tahun, mengingat anggota komunitas kami yang sangat banyak dan mereka sangat antusias,” ujar Dr. Sri Rahmaningsih, S.Pi, M.P  Ketua Komunitas WIT.

Coaching clinic ini terbatas hanya untuk 25 peserta kelas makanan dan 25 peserta kelas minuman. Tujuannya supaya para coach dapat lebih fokus memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi masing-masing peserta.

Dari sekian banyak permasalahan, yang paling menarik dan menantang adalah ketika membahas legen siwalan yang notabene adalah ikon khas Kabupaten Tuban. Para fasilitator ditantang untuk bisa menemukan formula terbaik untuk mengawetkan atau membuat legen bisa tahan lama.

Sebab, saat di lokasi kegiatan, diujicoba secara sederhana dan legen tidak bertahan lama. Rasa cepat berubah meski sudah dimasukkan dalam mesin pendingin.

“Sepulang dari Tuban, sepertinya kami punya PR untuk membuat riset pengawetan legen siwalan ini”, kelakar coach Diky, salah satu anggota dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN, yang berkantor di Gunungkidul, Yogyakarta.

Tak hanya menyampaikan materi dan coaching dalam kelas, kegiatan ini diakhiri dengan studi lapangan ke rumah produksi peserta yang ditunjuk, untuk mempraktekan metode yang sudah diajarkan oleh para coach.

Mustika salah satu peserta di kelas  minuman mengaku antusias dengan kegiatan tersebut. Sebab, dia mendapat ilmu baru, khususnya dalam proses bagaimana minuman teh rempah yang dia produksi bisa awet.

‘’Ada metode khusus agar minuman bisa bertahan lama, dan bagaimana memilih kemasan yang baik. Proses produksi teh rempah saya sudah sesuai, tinggal menerapkan ilmu baru dalam memilih kemasan dan proses mengemasnya agar produk bisa bertahan lama. Jelas ini sangat berguna,’’ katanya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *