Pembersihan Lahan KLHK Dimulai

oleh -
DOA BERSAMA: Doa Bersama Mengawali Proses Pembersihan Lahan KLHK

TUBAN

Penulis: M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Setelah 776  penggarap menerima tali asih, lahan milik Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) langsung dibersihkan. Bersih-bersih diawali dengan doa bersama warga, dan tim Pertamina.

“Ya pembersihan lahan atau land clearing lahan KLHK sudah dilakukan,” ujar Kepala Desa Wadung, Sasmito.

Land clearing, kata dia, untuk persiapan ground breaking atau pelatakan batu pertama Kilang Tuban yang direncanakan tanggal 20 Maret 2019. Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir. Lebih awal tanggal 17 Maret 2019, Menteri LHK, Siti Nurbaya juga datang di Kabupaten Tuban. Agendanya deklarasi Poros Hijau Indonesia Jawa Timur di Bukit Wilis Hotel & Resort Jenu.

PT Pertamina (Persero) melibatkan 111 warga Kecamatan Jenu di proyek awal Kilang Tuban, Jawa Timur. Rinciannya 35 orang langsung terlibat di pemerataan lahan di lahan KLHK, dan 76 orang dilatih di UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Tuban.

“Untuk pelatihan tenaga kerja perdana di Kilang langsung dibuka oleh Bupati Tuban,” terang Vice Presiden Projek HSSE MP2 Pertamina, Sahidi.

Sahidi menegaskan, 76 peserta pelatihan dididik menjadi security dan safetyman. Keterlibatannya nanti bertahap sesuai kebutuhan. Bisa 10 orang setiap sesi. Sedangkan yang 35 orang langsung ikut pemeratakan lahan di Lapangan Wadung seluas 2 hektare yang akan dipakai hellipad.

LIBATKAN WARGA : Kegiatan Pembersihan Juga Melibatkan

Menurut dia, tahapan kilang sangat panjang. Setidaknya butuh delapan bulan, sampai dilakukan tiang pancang. Dalam kurun waktu itu, warga lokal akan diprioritaskan menjadi tenaga kerja sebagaimana harapan Bupati Huda.

“Komitmen Pertamina warga lokal akan kita perhatikan,” janjinya.

Sementara Bupati Tuban Fathul Huda menyatakan, warganya tidak boleh hanya jadi penonton di proyek tersebut, tapi juga jadi pemain. Perusahaan harus memaksimalkan rekrutmen naker lokal. Jangan ada alasan naker lokal tak kompeten, maka harus ada pelatihan.

“Saya tak ingin dengar ada warga tidak kompeten. Latihlah mereka,” tegas bupati.

Bupati dua periode itu meminta bukan hanya naker siap pakai saja yang dipikirkan, tapi manfaat turunannya juga ada pendampingan. Pelatihan harus dimaksimalkan sesuai kebutuhan proyek.

‘’Supaya kompeten, warga yang dilatih harus sesuai ijazahnya. Keberadaan industri sangat menunjang untuk kesejahteraan masyarakat Tuban, baik langsung maupun tidak langsung,’’ katanya. (wie)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *