IAINU Tuban Menghidupkan Malam 15 Ramadan dan Menjaring Syafaat

oleh -
SALAWATAN : Gus Afa saat Memimpin Salawatan di Festival Ramadan IAINU Tuban

TUBAN

Penulis : M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himprodi) Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban berusaha menabur salawat dengan harapan menuai syafaat ketika menghidupkan malam 15 Ramadan, pada Kamis 6 April 2023 malam.

Mereka menggelar Festival Ramadan Purnama di Atas Bumi Manunggal. Bertepatan dengan 15 Ramadan dan pas  bulan purnama. Lantunan salawat dan doa dikumandangkan dari Bumi Manunggal. Jagat Salawat Mangku Negara yang diasuh Gus Aflakha Mangkunegara atau biasa disapa Gus Afa berhasil menghidupkan malam 15 Ramadan tersebut.

Sebab, mengharap atau mau menebus surga hanya dengan ibadah dan amal adalah sebuah kesombongan. Karena Ibadah dan amal perbuatan manusia tak sebanding dengan nikmat dan anugerah Allah yang diberikan.

Maka sungguh naif jika manusia berharap bisa mencapai surga tanpa sifat welas asih Allah, Rahman dan Rahimnya Allah dan tentu syafaat Rasululllah. Sifat Rahman dan Rahimnya Gusti Allah dan syafaat Rasulullah itulah yang bisa membawa pada  kenikmatan abadi; surga Allah.

Maka menabur kebaikan, memperbaiki ibadah dan memantaskan diri untuk bisa menerima welas asih Gusti Allah dan syafaat Rasulullah itulah yang kita bisa lakukan. Ibadah kita belum tentu berat timbangannya dibanding kesalahan yang kita perbuat.

Bermunajat, bersalawat dan menghidupkan malam-malam Ramadan dengan ibadah adalah salah satu hal yang bisa dilakukan untuk berharap ridha Allah. Upaya sungguh-sungguh dalam ibadah yang kita lakukan itulah yang kemudian kita harap bisa mengetuk pintu langit, hingga Allah menurunkan Rahmat untuk kita. Barangkali sikap penghambaan kita pada Nya itulah yang bisa menurunkan Ridha Allah untuk kita.

Bersalawat adalah salah satu jalan berharap syafaat Rasulullah. Bahwa syafaatlah yang bisa menolong kita kelak di akhirat ketika timbangan amal dan pahala kita tak sebanding dengan dosa-dosa yang kita buat. Salawat-salawat yang kita lantunkan itulah yang memungkinkan mencurahkan syafaat Rasulullah untuk kita.

Maka, mengidupkan malam-malam bulan Ramadan dengan ibadah adalah cara yang bisa ditempuh

Salah satu pengasuh pondok pesantren Wali Songo, Gomang, Laju Lor, Kecamatan Singgahan ini memang selalu bisa menghipnotis khalayak saat tampil di atas panggung. Tidak sekadar lantunan salawatnya yang mengena, namun pitutur-pituturnya juga selalu meresap.

Seorang Gus yang tampil santai, ramah dan merakyat serta dengan gaya bahasa yang ceplas-ceplos menjadi ciri khas salah satu putra KH. KRT, Nur Nasroh Hadiningrat dari Gomang tersebut.

Maka, malam itu, ratusan hadirin yang terdiri dari para santri, dosen, petinggi IAINU Tuban dan masyarakat yang hadir di lokasi, larut dalam lantunan salawat dan munajat malam itu.

Bukan hanya salawatan, sebelumnya banyak Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang dilibatkan dalam pentas ini. Selain dari Prodi Manajemen Dakwah sendiri yang menampilkan Akustik Dakwah,

Beragam tampilan itu, diharapkan, seluruh mahasiswa dan civitas akademika IAINU Tuban merasa memiliki Bumi Manunggal sebagai pusat pengembangan ilmu, pusat pendidikan dan pusat mencari pengetahuan. Sehingga bersama-sama menjaga dan mengembangkan.

Jamal Ghofir S.Sos.I, MA, Dekan Fakultas Dakwah IAINU Tuban berharap, banyak muncul kegiatan-kegiatan positif yang bisa mendongkrak dan memajukan seluruh lembaga pendidikan NU di Bumi Manunggal tersebut.

Bumi Manunggal diharapkan menjadi pusatnya pendidikan NU di Tuban yang maju, berkualitas dan modern, tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *