Petani Manfaatkan Kaleng Bekas untuk Usir Burung Pemakan Padi

oleh -
BARANG BEKAS : Petani Manfaatkan Kaleng Bekas untuk Media Usir Burung

BLORA

Penulis : M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Sejumlah petani di Kelurahan Beran, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah memanfaatkan kaleng bekas biskuit dan bahan bekas lainnya sebagai media pengusir serbuan burung pipit atau emprit di sawah yang ditanami padi.

Hal itu dilakukan karena bibit padi yang ditanam pada musim tanam pertama sudah mulai berisi dan rentan menjadi sasaran kawanan burung emprit.

“Kami manfaatkan kaleng, tali plastik dan bahan bekas lainnya untuk mengusir serbuan burung emprit,” kata Margono, salah seorang petani Kelurahan Beran, Minggu (8/3/2020).

Caranya, kata dia, kaleng bekas diisi beberapa batu kerikil, ditaruh pada tiang bambu. Kemudian diletakkan pada beberapa titik di sawah.

Selanjutnya, diikat dengan tali plastik (rafia) yang menghubungkan sejumlah tiang kaleng yang dipasang. Tidak jarang ditambah dengan potongan plastik pada tiap tiang bambu.

“Ada tali pengendali. Jika ditarik maka semua akan bergoyang dan berbunyi sehingga burung emprit pergi dan tidak berani mendekat,” terang Margono.

USIR BURUNG : Petani saat Mengusir Burung Pemakan Bulir Padi

Serbuan burung emprit itu, menurut Margono, datang secara rombongan dengan kelompok-kelompok kecil sekitar 20 hingga 25 ekor, bahkan bisa mencapai ratusan.

Burung itu, memakan bulir padi yang baru mulai berisi sehingga mengakibatkan padi menjadi kopong (kosong) karena dihisap oleh serbuan burung.

“Dampaknya pasti petani merugi jika tidak dijaga dan diantisipasi,” kata dia.

Hal yang sama disampaikan oleh Sutarko, petani lainnya di wilayah setempat. Menurut dia, rata-rata petani menanam bibit padi varietas Ciherang pada musim tanam pertama tahun ini.

“Cari bibit yang umur pendek tapi bisa cepat panen. Soalnya mengandalkan hujan. Tanam padi tahun ini termasuk telat akibat kemarau panjang,” katanya.

Sekarang ini, kata dia, padi yang ditanam sudah mulai berisi dan diperkirakan tidak lama lagi akan panen.

“Kami antisipasi, karena ada serbuan burung emprit yang makan bulir padi yang baru berisi. Maka dibuat alat pengusir sederhana dan tidak membahayakan, efektif, sekaligus sebagai hiburan. Serbuan burung itu biasanya pada pagi dan sore hari,” jelasnya.

Ia berharap panan di musim tanam pertama ini bisa menghasilkan gabah yang cukup untuk stok pangan keluarga dan sebagian dijual untuk modal tanam kedua.(wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *