Sebelum Bergerak ke Makkah, Jemaah Haji Asal Kabupaten Tuban Puas Kunjungi Tempat Bersejarah di Sekitar Madinah

oleh -
BERGERAK KE MAKKAH : Kepala Kemenag Tuban A Munir Berswafoto dalam Perjalanan ke Makkah

MADINAH

Penulis : Laidia

Link Banner

Lenterakata.com – Jemaah haji kloter 18 sUB asal Kabupaten Tuban selain mengikuti jamaah bersama Imam Masjid Nabawi, yakni salat Arbain juga ziarah ke tempat-tempat bersejarag ke sekitar Madinah.

Selain dianjurkan melaksanakan Arbain, berziarah ke makam Nabi Muhammad Saw, dan ke Raudhah, jemaah juga diberi kesempatan melalui paket maktab  mengunjungi tempat-tempat bersejarah di sekitar Madinah.

Pembimbing Ibadah Haji Kloter 18, Ahmad Munir Jumat (9/6/2023) mengatakan, di antara tempat-tempat yang dikunjungi tersebut yakni, masjid Quba, masjid Qiblatain, masjid Sab’ah dan kebun kurma serta Jabal Uhud.

‘’Diharapkan dengan ziarah ke tempat-tempat tersebut jemaah mampu mengambil hikmah dan dapat menggugah semangat perjuangan setelah kembali ke tanah air,’’ ujar Munir.

Masih menurut Munir, sejarah masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah Saw pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah.

“Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa Masjid Quba adalah masjid yang dibangun atas dasar takwa (QS. At-taubah:108). Barangsiapa yang keluar dari rumahnya kemudian mendatangi masjid ini, yakni Masjid Quba kemudian salat di dalamnya, maka pahalanya seperti ia menjalankan umrah,” (Ibnu Majah),” terang pria asal Bojonegoro ini.

Kemudian jemaah haji bergeser melanjutkan perjalanan menuju masjid Qiblatain yang merupakan salah satu tempat ziarah di Madinah yang dikenal dengan dua arah kiblat. Masjid yang dulu bernama Masjid Bani Salamah itu menjadi saksi perpindahan arah kiblat kaum Muslim.

Masjid Qiblatain terletak di Quba, tepatnya di atas sebuah bukit kecil di sebelah utara Harrah Wabrah, Madinah. Masjid Qiblatain mula-mula dikenal dengan nama masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Masjid ini terletak sekitar 7 kilometer dari Masjib Nabawi di Madinah.

Munir melanjutkan, rombongan menuju ke tempat sejarah berikutnya yaitu Jabal Uhud, atau Gunung Uhud. Jabal Uhud  memiliki keistimewaan tersendiri. Tak seperti gunung atau bukit lainnya di sekitar Kota Madinah, situs ini menjadi salah satu gunung yang dijanjikan akan ada di surga.

Jabal Uhud adalah sebuah gunung yang berjarak 5 km di sebelah utara Kota Madinah. Gunung ini memiliki ketinggian 1.077 mdpl dan akan selalu diingat oleh umat Islam karena pernah terjadi pertempuran besar di sana.

Pertempuran itu melibatkan pejuang Islam dan kaum kafir Quraisy yang terjadi pada 15 Syawal 3 Hijriah atau pada Maret 625 Masehi. Pertempuran itu merenggut nyawa puluhan pejuang Islam yang mati secara syahid.

Di lembah Gunung Uhud pula, dahulu pernah terjadi pertempuran dahsyat antara kaum muslimin yang berjumlah 700 orang. Pejuang Islam ini melawan gerombolan musyrikin Mekkah yang mengerahkan serdadu tak kurang dari 3.000 orang. Jumlah itu tentu saja tidak seimbang.

Pertempuran itu mengakibatkan 70 orang syuhada gugur di medan pertempuran. Di antaranya adalah paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muththalib, yang digelari Asa­Dullah wa Asadur Rasul (Singa Allah dan Rasul-Nya), Mush’ab bin Umair, dan Abdullah bin Jahsyin.

Nabi Muhammad SAW sendiri mendapat luka-luka akibat pertempuran itu. Sahabat-sahabatnya yang menjadi perisai hidup Rasulullah SAW turut gugur dengan kondisi badan dipenuhi anak panah.

Setelah perang usai dan kaum musyrikin menarik pasukannya pulang ke Mekkah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan supaya mereka yang gugur dimakamkan di lokasi mereka roboh. Bahkan, ada satu liang kubur yang terdiri dari sejumlah syuhada.

Oleh karena kecintaan Rasulullah SAW kepada para syuhada Gunung Uhud, khususnya Sayyidina Hamzah, Rasulullah SAW melaksanakan ziarah ke Jabal Uhud nyaris setiap tahun. Jejak ini pula yang sampai saat ini diikuti umat Islam, bahkan semenjak zaman pemerintahan para khalifah sesudah Rasulullah SAW wafat.

Setelah itu kemudian rombongan kloter 18 kembali ke hotel untuk aktif kembali mengikuti salat arbain bersama imam masjid Nabawi hingga 40 kali berjamaah di masjid Nabawi.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *