Kagum Klengkeng Sugihan, Setiajit Bakal Bantu Sumur

oleh -
KUALIRAS EKSPOR : Kepala Dinas ESDM Jatim Setiajit Menunjukkan Buah Klengkeng yang Baru Dipetik

TUBAN

Penulis: M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur Setiajit kagum dengan budidaya buah klengkeng yang dilakukan petani Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban.

Saat berkunjung ke  kebun klengkeng, pejabat yang berniat mencalonkan diri menjadi bupati Tuban pada pilkada 2020 nanti itu tak menyangka di Sugihan ada kebun klengkeng dengan kualitras ekspor.

‘’Saya baru tahu ini. Ini potensi yang bisa dikembangkan,’’ ujar Setiajit, Jumat (20/9/2019).

Dia mengaku, pembangunan saat ini banyak melibatkan pemerintahan desa. Bahkan, satu desa diharapkan punya satu produk unggulan. Dan, Desa Sugihan sudah menemukan budidaya klengkeng yang hasilnya cukup bagus.

‘’Klengkengnya super, kualitas ekspor. Ini luar biasa,’’ tambahnya.

Saat ketemu petani klengkeng, pejabat asal Tuban itu disambati bahwa persoalan air untuk menyiram tanaman masih kurang. Karena sumur bor yang ada di desa tersebut, masih belum mencukupi untuk memasok kebutuhan air bagi kebun klengkeng.

‘’Saya bisa membantu untuk membuat sumurnya. Silakan nanti dikondisikan agar para petani di sini bisa lebih sejahtera,’’ katanya.

Mantan Kepala Bakorwil Bojonegoro ini menyebut, petani klengkeng tidak perlu risau dengan pemasaran. Sebab, dengan kualitas buah yang bagus, pasar sangat terbuka. Pihaknya siap membantu mencarikan pasar.

‘’Jangan kuatir pasar. Akan sangat luas. Bagaimana produksi yang bagus saja,’’ tandasnya.

Setiajit datang bersama Sugiyanto pengusaha eksportir buah asal Surabaya. Kebun klengkeng di Sugihan tersebut adalah binaannya. Kebun itu satu-satunya kebun budidaya klengkeng dengan kualitas bagus.

‘’Klengkengnya lebih bagus dibanding klengkeng Thailand. Ini satu-satunya kebun percontohan di Indonesia,’’ terangnya.

Sedangkan Kepala Desa Sugihan Warsito mengatakan, di desanya ada 33 hektare lahan yang ditanami klengkeng. Jumlah pohon sekitar 7 ribu batang dan dikelola 90 lebih petani.

Hasilnya panen sangat bagus. Sebagai gambaran harga satu kilogram klengkeng Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu. Sedangkan, satu pohon bisa menghasilkan 40-50 kilogram klengkeng, tergantung dengan kondisi pohon.

‘’Minimal 7 bulan sekali bisa panen. Dengan harga jual segitu, sangat untung. Satu hectare lahan bisa ditanami sampai 200 pohon. Bayangkan berapa keuntungan petani dibanding ditanami padi atau jagung yang satu hektar maksimal 15 sampai 20 juta,’’ ungkapnya.

Kedatangan Setiajit menurutnya membawa berkah karena akan membantu sumur bor untuk kebutuhan air serta membantu alat pengukur kadar PH tanah.

‘’Semoga segera terealisasi, sehingga kebun klengkeng di desa kami lebih bagus lagi,’’ harapnya.(wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *