28 Lampu Lagi, Penerangan Stadion Bumi Wali Standar Internasional

oleh -
STANDAR INTERNASIONAL : Lampu Stadion Masuk Level Internasional

TUBAN

Penulis: M.Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Kabupaten Tuban memiliki stadion yang bagus. Stadion Bumi Wali Tuban (SBWT) begitu sebutannya. Stadion yang berada di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding ini benar-benar menjadi kebanggaan warga Tuban.

Betapa tidak, fasilitas stadion sudah standar nasional. Rumput dan fasilitas pendukungnya lainnya layak. Bahkan, lampu penerangannya sduah melampaui standar nasional dan sedang menuju standar internasional.

“Hanya kurang 28 buah lampu lagi sudah standar internasional,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Olahraga Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Tuban, Zaenal Maftuhien.

Zaenal mengatakan, jumlah lampu di SBWT yang siap digunakan untuk event olahraga malam hari saat ini ada 104 buah. Sedangkan total target lampu yang terpasang nanti 152 buah, atau 1.060 lux ketika semua sudah selesai terpasang.

Sebenarnya, lampu yang bisa dipasang di stadion ini bisa mencapai 180 buah dengan satu lampu berdaya 1.000 Watt. Sebab sudah  ada 4 tiang penyangga setinggi 43 meter. Setiap tiang penyangga didesain untuk bisa dipasang sampai 45 lampu.

Sistem penerangan saat ini dengan lumen lampu sebesar 1.060 lux. Sehingga penerangan SBWT sudah melampaui taraf nasional. Sebab, standar stadion yang dipakai untuk menggelar sepakbola malam hari di Liga 1 rata-rata 800 lux.

‘’Jadi sudah menuju taraf internasional karena standart FIFA adalah 1.200 lux,” tambah Zaenal.

Pria yang juga Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tuban ini menyebut, polemik di maskapai penerbangan Garuda berimbas pada lampu yang berlisensi Jerman ini. Sebab, beberapa waktu lalu, puluhan lampu untuk SBWT ini sempat diperiksa Bea Cukai bandara.

‘’Saat ini masih ada yang sedang perjalanan pengiriman,’’ ungkapnya.

Dana yang dikucurkan untuk membeli lampu yang bergaransi lima tahun asal Jerman ini sebesar Rp 11,9 miliar.

Lampu stadion itu, sudah diujicoba pada Jumat (27/12) malam. Juga sudah dipakai perdana dalam kegiatan resmi saat final Bupati Cup 2019 yang mempertemukan Merakurak dan Tambakboyo.

Dan, penerangan lampu stadion itu memuaskan, meski tidak menggunakan listrik dari PLN. Pengelola harus mendatangkan genset untuk bisa menyalakan lampu mahal tersebut.

Hal itu disebabkan, cadangan daya di PLN Tuban hanya sekitar 190 Kilo Volt Ampere (KVA). Sedangkan lampu utama lapangam stadion membutuhkan minimal 250 KVA.

“Dengan kebutuhan sebesar itu, maka kami usul untuk disiapkan daya 350 KVA,” kata mantan Kepala SMPN 6 Tuban ini.

Hitung-hitungan biaya, lanjut dia, lebih hemat dan efektif mendatangkan genset. Karena jika bekerjasama dengan PLN, harus menambah daya dari Bojonegoro dan itu membutuhkan kabel yang harganya tidak murah.

Sementara untuk penggunaan genset, telah diatur skema penghematan BBM. Ada lima tahap penyalaan lampu, tahap penonton masuk stadion, pemain pemanasan, hingga inti pertandingan.

“Saat ujicoba, dalam tiga jam habis dua drum BBM,’’ ungkapnya.

Disinggung soal masa depan SBWT dengan merosotnya prestasi tim Persatu di Liga 3, Zaenal mengaku akan berusaha untuk ‘memasarkan’ SBWT. Caranya dengan menangkap peluang olahraga yang membutuhkan stadion bagus.

Selain sepakbola dan atletik, ke depan SBWT yang berada di kompleks Tuban Sport Center (TSC) tersebut didesain memiliki kolam renang dan tempat latihan cabang olahraga lainnya.

“SBWT bisa dipakai Timnas, maupun Persela atau tim lain yang butuh,’’ tandasnya.(wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *