Gubernur Jatim Pastikan Tanggul Aman Jelang Musim Hujan

oleh -
SiDAK LOKASI : Gubernur Jawa Timur Sidak Langsung ke Lokasi Perbaikan Tanggul. Dia Ingin Memastikan Tanggul Aman saat Musim Hujan Nanti

TUBAN

Penulis : M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa ingin memastikan tanggul sungai Bengawan Solo yang ada di wilayahnya aman untuk menyambut musim hujan. Diperkirakan, musim hujan akan mulai di akhir Desember tahun ini, dan puncaknya Februari 2020 nanti.

Karena itu, dengan didampingi pejabat tersebutk Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Hussein dan Ketua DPRD Kabupaten Tuban bersama anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Khofifah datang langsung ke lokasi perbaikan tanggul di Desa Sembungrejo Kecamatan Plumpang.

‘’Kami juga telah berkomunikasi dengan BBWS dan Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur untuk melakukan langkah antisipatif,’’ ujarnya di lokasi.

Orang nomor satu di Jawa Timur itu mengatakan, peninjauan dimaksudkan untuk mengetahui kesiapan pemulihan tanggul. Tanggul retak, kata dia,  tidak hanya terjadi di Kabupaten Tuban. Namun juga di Kanor Bojonegoro, Lamongan, dan Madiun.

‘’Karena itu diperlukan langkah antisipatif sebelum dilakukannya perbaikan tanggul secara permanen,’’ tambahnya.

Gubernur mengaku telah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan instansi terkait guna perbaikan serta pembangunan tanggul secara permanen agar dapatnya dimasukkan dalam APBN.

Dalam kondisi darurat diperlukan upaya pengamanan, salah satunya dengan meningkatkan daya tahan bronjong guna menahan kemungkinan naiknya debit air sungai.

“Di sini yang paling panjang retakannya. Kalau di Madiun selesai, sekarang tinggal Lamongan, Tuban, dan Kanor terakhir,” terang dia.

Mantan Menteri Sosial ini menerangkan, terdapat kesamaan penyebab rusaknya tanggul di beberapa wilayah yang dimaksud. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan percepatan rekontruksinya, meski masih dalam tahap darurat.

‘’Ketahahan proteksi harus kuat agar mencegah air meluber masuk desa. Dengan demikian dapat memberikan ketenangan dan rasa aman bagi warga desa sekitar tanggul,’’ katanya.

Pejabat kelahiran Jombang ini juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada warga desa yang telah bergotong-royong serta dukungan pemkab Tuban dan BBWS yang intens.

Sementara Wabup Tuban menyatakan tanggul di Desa Sembungrejo pertama kali longsor pada tahun 2015, dan kembali terjadi di awal Oktober 2019. Pemkab Tuban telah melarang warga menambang pasir dan menyedot air radius 600 meter dari titik longsor sejak satu bulan ini. ‘’Pengamanan 24 jam di sekitar tanggul juga dilakukan agar tidak ada warga yang melanggar. Hal ini  dilakukan agar tanggul yang telah diperbaiki tidak ambles kembali, ‘’ kata  Wabup.

Perbaikan tanggul Sungai Bengawan Solo di Kecamatan Plumpang telah dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat,  tetapi tanggul kembali ambles. Pertama kali tanggul ambles diketahui terjadi pada akhir September 2019 dengan panjang retakan 80 meter dan penurunan 2,5 – 3 meter dari posisi awal.

Pada 2 Oktober 2019, tim Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo melakukan upaya jojoh telo pada titik rekahan.  Bupati Tuban Fathul Huda juga telah meninjau tanggul tersebut. Selain faktor alam, amblesnya tanggul diduga kuat disebabkan praktik tambang pasir dan penyedotan air yang berada di tikungan sungai.

Bupati Huda mengungkapkan jika terjadi bencana, yang terdampak sampai 52 ribu hektare sawah. Juga ribuan rumah di permukiman penduduk. (wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *