Nama Gus Dur Bakal Diabadikan sebagai Nama Bandara di Blora

oleh -
SETUJU : Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Setuju Nama Gus Dur menjadi Naa Bandara di Blora

BLORA

Penulis : M.Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Nama Presiden ke-4 Indonesia, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur bakal menjadi nama Bandar udara (bandara) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setuju dan mendukung nama Abdurrahman Wahid menggantikan nama Ngloram yang selama ini disematkan untuk bandara yang ada di Kecamatan Cepu tersebut. Nama Ngloram diambil dari lokasi bandara yang memang berada di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.

Dukungan Ganjar Pranowo atas penamaan bandara itu disampaikan langsung saat kunjungan ke Blora, Kamis siang (24/6/2021).

“Ya, kami setuju dan pemprov siap mendukung agar bandara Ngloram yang kini sedang diselesaikan di Blora ini diganti naa menjadi bandara Abdurrahman Wahid. Nanti dibikin saja patung Gus Dur yang besar di depan bandara,” ucap Ganjar.

Menurut Ganjar, itu merupakan langkah yang bagus. Selain untuk menghormati dan menghargai jasa Gus Dur untuk Indonesia, juga menjadi sejarah yang baik bagi Blora. Pihaknya juga mendukung upaya percepatan penyelesaian pembangunan terminal bandara hingga jalan masuk.

“Saya tadi sudah diskusi dengan Bupati, Mas Arief. Beliau sudah beberapa kali lobi dengan maskapai penerbangan. Insyaallah akan segera terwujud. Bandara di Cepu Blora ini masuk salah satu PR saya yang harus segera selesai, setelah bandara di Purbalingga. Ada satu lagi Bandara Dewadaru Karimunjawa,” tambah Ganjar.

Sama halnya dengan bandara di Purbalingga. Yang tadinya bernama Bandara Wirasaba (nama desa di Purbalingga), diganti menjadi Bandara Jendral Besar Sudirman.

Sementara Bupati Blora H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., menyampaikan alasan memakai nama Abdurrahman Wahid sebagai nama baru bandara Ngloram, karena selain presiden ke-4, juga merupakan bapak pluralisme Indonesia yang dikenal dunia.

“Kami sudah komunikasi juga dengan keluarga Gus Dur. Semoga dengan kebesaran nama Gus Dur, Blora juga bisa semakin besar dan dikenal dunia,’’ harapnya.

Tak berlebihan kiranya memakai nama cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari itu sebagai nama bandara di Blora. Sebab, sekadar diketahui Blora sangat kental hubunga dengan KH Hasyim Asya’ari maupun dengan NU secara organisasi.

Bupati Arief menyebut, setelah NU berdiri tahun 1926, cabang NU yang pertama berdiri di derah adalah NU Cabang Blora. Saat itu dipimpin Mbah KH. Maksum, Dukuh Kidangan, Kecamatan Jepon.

‘’Almarhum Gus Dur juga sempat ke sini sebelum beliau menjadi presiden. Tadi Pak Gubernur juga menyarankan untuk membangun patung Gus Dur sekalian yang besar di depan bandara. Akan segera kita koordinasikan dengan satker Bandaranya.

Mohon doanya semoga Agustus bisa selesai semua. Kita berharap nanti bisa diresmikan langsung Bapak Presiden, Pak Menteri dan Pak Gubernur,” tambah Bupati.

Usai acara, bupati langsung pertemuan terbatas dengan Kepala UPBU Dewadaru, Ariadi Widiawan sebagai perwakilan Kementerian Perhubungan, dan Kepala Satker Bandara Ngloram, Abdul Rozaq.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *