TUBAN
Penulis : M. Rizqi
Lenterakata.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tuban mengajak mahasiswa dan kaum pemuda untuk tidak menjadi golongan putih (golput) alias tidak memilih dalam pemilihan umum (pemilu) 2024 nanti.
Sebab, sebagai generasi muda, mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam suksesnya pemilu. Karena sebagian besar mahasiswa atau pemuda bakal menjadi pemilih pemula dan pemilih muda pada pemilu 2024.
‘’Jumlah pemilih pemuda mencapai 20 persen dari seluruh jumlah hak pilih,’’ ujar Komisioner KPU Kabupaten Tuban Zakiyatul Munawaroh S.Pd, M.M saat mengiri Forum Sosialisasi Pemilu 2024 di kampus Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban, Senin (5/2/2024).
Kegiatan yang digelar di aula KH. Hasyim Asy’ari gedung rektorat IAINU Tuban bertema ‘Peran Mahasiswa dalam Mengawal Kondusifitas Pemilu 2024’ yang bekerjasama dengan BEM IAINU Tuban. Selain mahasiswa IAINU Tubab, acara ini juga dihadiri perwakilan dari mahasiswa kampus lain.
Zakiyah mengatakan, pemilih pemuda adalah pemilih yang benar-benar baru akan memberikan suara atau pilihannya pada pemilu yang akan digelar 14 Februari 2024 depan. Sedangkan pemilih muda adalah pemilih yang berusia di bawah 20 tahun.
Pentingnya pemilu, lanjut Zakiyah, harus dimengerti dan difahami oleh seluruh warga, termasuk mahasiswa. Sebagai kaum terpelajar, Zakiyah meminta mahasiswa peduli dengan pelaksanaan pesta demokrasi untuk mengawal jalannya demokrasi di negeri ini.
‘’Minimal ikut mengawal demokrasi di Kabupaten Tuban. Jadi jangan apatis atau acuh pada pemilu,’’ ajaknya.
Kelangsungan sistem atau pemerintahan dipengaruhi oleh para pemimpinnya. Dan, di antara proses pemiliih pemimpin adalah melalui pemilu. Maka mahasiswa diminta untuk ikut berperana aktif untuk memastikan pemilu dan demokrasi berjalan sesuai dengan jalurnya.
‘’Ayo ikut terlibat dalam demokrasi, karena suara Anda menentukan masa depan bangsa,’’ katanya.
Sementara, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Teknologi Informasi IAINU Tuban Supriyanto, M.Pd berharap para mahasiswa menjadi pemilih yang cerdas. Sehingga bisa memilih calon pemimpin yang benar-bena baik.
‘’Pemilu adalah rutinitas lima tahunan, namun tidak boleh memilih secara asal karena akan ada pemilu lagi,’’ katanya.
Supriyanto menambahkan, mahasiswa harus menjadi agen perubahan dan ikut mengedukasi masyarakat untuk menentukan pilihan bukan karena ajakan, namun benar-bena sesuai visi misi dan harapannya.
‘’Karena semua calon akan bersikap manis dan baik untuk menarik minat pemilih. Mahasiswa harus lebih cerdas untuk memilih, manfaatkan media untuk mencari rekam jejak, prestasi dan hal lain terkait calon, sehingga bisa memilih bukan karena iklan. Perbedaan biasa, beda pilihan harus dihargai,’’ tandasnya.
Mewakili BEM IAINU Tuban Muhrizam menambahkan, mahasiswa ingin pemilu berjalan dengan damai, dan itu butuh andil banyak pihak untuk mewujudkan hal itu.
‘’Mahasiswa punya tanggungjawab moral untuk berkontribusi atas terselenggaranya pemilu yang damai,’’ ujarnya.(*)