Survei Seismik Paling Lama 10 Tahun

oleh -

JOGJAKARTA

Penulis : M.Rizqi
Lenterakata.com – Survei seismik yang dilakukan Pertamina Hulu Energi (PHE) Tuban East Java (TEJ) di Kabupaten Tuban maksimal dilaksanakan selama 10 tahun.

Link Banner

Survei seismik tiga dimensi (3D) tersebut rencananya dilakukan di 53 desa di 10 kecamatan.

Persiapan kegiatan sudah dilakukan sejak April 2018, berupa pengajuan izin-izin termasuk prosea UKL-UPL.

“Survei seismik bisa dilakukan maksimal 6 tahun dan dapat ditambah 4 tahun lagi,” ujar Erwin dari Humas SKK Migas Jabanusa.

Itu disampaikan saat mengisi Media Gathering PHE TEJ-Randugunting bersama wartawan Tuban dan Rembang di Jogjakarta, Selasa (13/8/2019).

Survei seismik, kata dia, untuk mencari sumber minyak baru dengan cara membuat getaran di dalam tanah untuk menimbulkan gelombang.

Lalu gelombang tersebut ditangkap oleh alat khusus untuk mengetahui potensi minyak atai gas dari dalam tanah.

“Titik mana yang diduga ada minyaknya lalu kita bor untuk pembuktian,” terangnya.

Jika dipastikan ada cadangan minyak, bisa dilanjutkan dengan eksplorasi atau pemboran minyak untuk mengangkat minyak dari dalam tanah ke atas.

Lalu dilanjutkan dengan proses produksi, sehingga minyak bisa diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM).

“Dari proses seismik sampai produksi bisa butuh waktu 30 tahun. Minimal 15 tahun,” tambah dia.

Karena itu, produksi minyak tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat.

Selain itu, juga butuh modal yang banyak, teknologi yang canggih juga berisiko tinggi.

Sehingga tak banyak perusahaan yang berani membor sendiri.

“Pemerintah juga tidak mau gambling untuk mempertaruhkan APBN nya untuk pemboran. Karena itu pemerintah banyak mengundang perusahaan asing,” katanya.

Sementara, Divisi Operasi PHE TEJ dan Randugunting Riko Mediaputra menambahkan, dalam kegiatan seismik ada tiga tahapan.

Yakni seismik 3D pemboran sumur eksplorasi sedalam sekitar 3000 meter.

“Pada September mulai tajak,” ungkap dia.

Saat ini sedang persiapan moving peralatan pemboran mulai rig dan sebagainya.

Akan dilakukan sosialisasi untuk moving alat berat tersebut.

“Karena ada sekitar 30 trailer besar yang akan masuk. Ini harus disosialisasikan dengan baik dan dilakukan kesepakatan sebelum moving dilakukan,” jelas dia.

Untuk tenaga kerja kegiatan tetap mengutamakan warga lokal, utamanya warga di ring satu atau warga terdampak.

“Soal ini sudah menjadi komitmen kami, dan ini akan terus disosialisasikan. Kegiatan ini tidak akan membuat kesusahan tapi mendatangkan kesenangan untuk semuanya,” tegas pria berkacamata ini.(wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *