Terima Ganti Untung, Kesempatan Warga Melipatgandakan Aset

oleh -
BERI MASUKAN : Imron Mawardi Memberi Masukan pada Warga Terkait Uang Ganti Untung

SURABAYA

Penulis: M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Menerima ganti untung atas tanahnya yang dibebaskan untuk pembangunan Kilang Tuban, membuat warga pemilik lahan bergelimang rupiah. Jika tak cermat mengelola, uang itu akan menguap habis.

Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Imron Mawardi menyikapi pembayaran terhadap lahan warga Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban itu. Menurut Imron, penggantian lahan warga yang besarnya jauh melebihi nilai jual obyek pajak (NJOP) tersebut, diharapkan bisa mengatrol kesejahteraan warga.

Antara lain, karena uang yang mereka terima dari Pertamina bisa dipakai untuk membeli lahan lain yang jauh lebih luas.

“Ini peluang warga untuk melipatgandakan aset mereka. Kesejahteraan warga juga bisa meningkat,” ujar Imron di Surabaya Kamis (27/2/2020).

Sejak pekan lalu, kata dia, Pertamina telah membayar kepada warga atas lahan mereka yang akan dipergunakan sebagai lokasi kilang. Pada tahap pertama, pembayaran dilakukan untuk mengganti 20 bidang lahan di Desa Wadung dan Sumurgeneng.

Sedangkan tahap kedua, pembayaran dilakukan untuk mengganti 47 bidang lahan warga Desa Sumurgeneng.

Imron mengingatkan, agar warga bijak dalam mengelola uang yang diterima. Paling penting, begitu menerima uang, warga harus segera berinvestasi di sektor riil. Caranya, dengan segera membeli lahan baru yang nilainya lebih rendah dibandingkan lahan lama. Dengan begitu, mereka bisa memiliki lahan yang jauh lebih luas dibandingkan lahan semula.

“Contohnya, jika semula memiliki lahan 100 are, maka dengan uang itu warga harusnya bisa mendapatkan 200 hingga 300 are di tempat baru. Minimal seluas lahan yang dijual,” jelasnya.

Dosen pengajar Departemen Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair ini menyebut, sikap bijak dalam mengelola uang hasil pelepasan lahan untuk kilang, menurutnya sangat krusial. Karena jika salah mengelola, justru bisa menjerumuskan warga.

“Ini wajib diingat. Langkah pertama itu tadi, harus segera membeli lahan baru yang luasnya melebihi lahan lama. Sisanya bisa dipergunakan untuk membeli barang-barang untuk menggerakkan produksi mereka. Hindarkan membeli barang konsumtif, seperti mobil dan sepeda motor,” urainya.

Imron mengingatkan, banyak contoh kurang baik tentang pengelolaan keuangan yang tidak tepat tersebut. Misalnya nelayan di daerah pantai, mengapa banyak yang miskin? Yang jelas, lanjut Imron, bukan karena pendapatan mereka rendah.

“Ketika memperoleh ikan dengan harga bagus, nelayan justru konsumtif. Mereka juga terbiasa tidak memiliki cadangan di bulan-bulan kering. Akibatnya barang-barang yang dibeli harus dijual kembali untuk menutupi kebutuhan saat nelayan sulit mendapat ikan,” ungkap dia.

Berkaca dari berbagai pengalaman itulah, Imron menekankan warga Jenu Tuban untuk berhati-hati. Jika warga bijak, maka aset dan tingkat kesejahteraan mereka akan meningkat.

“Dengan cara ini, warga Tuban bisa memperbaiki kehidupan mereka,” ungkap Imron. (wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *