Di Tuban Kiai Ma’ruf Amin Beber Alasan Mau Dicawapreskan

oleh -
AJAK DUKUNG ULAMA : KH Ma'ruf Amin saat di Tuban. Dia Mengajak untuk Mendukung Ulama jadi Pemimpin Nasional

TUBAN

Penulis: M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, KH Ma’ruf Amin berkunjung ke Kabupaten Tuban, Rabu (23/1/2019). Kiai bergelar profesor itu menemui ribuan warga NU yang berkumpul di lapangan kompleks GOR Rangga Jaya Anoeaga Tuban.

Mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghadiri deklarasi Pendarat Kiai, sebuah kelompok yang akan berjuang membantu dan memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam pilpres 17 April mendatang.

Acara tersebut juga dihadiri Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar serta jajaran elit PBNU lainnya. Termasuk pada elit NU Cabang Tuban. Seperti Mustasyar KH Fathul Huda, Ketua PCNU Mustain Syukur dan jajaran pengurus dan banom NU lainnya.

Kiai Ma’ruf Amin mengucapkan terimakasih atas dukungan seluruh warga NU. Dengan  doa dan dukungan itu,  dia yakin pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin akan menang.

‘’Banyak orang tanya pada saya, kenapa mau jadi cawapres. Sedangkan saya sudah jadi ketua MUI, Rais Aam PBNU dan lainnya. Saya terima dicawapreskan karena dorongan para kiai, ulama dn masyayekh,’’ ujarnya.

Ahli ekonomi syariah itu menyebut, dengan digandengnya dia sebagai cawapres merupakan penghormatan pada NU. Sudah lama NU tidak jadi pimpinan nasional. Saat inilah NU akan punya wapres. Ke depan juga harus ada orang NU yang jadi presiden.

‘’Kenapa harus mendukung Jokowi? Karena Jokowi menggandeng ulama, artinya cinta ulama. Kalau yang didukung ulama itu sudah biasa. Lha ini Jokowi malah gandeng ulama, jadi patut kita dukung,’’ bebernya.

Jika hanya mendukung, lanjut Kiai Ma’ruf, selama ini ulama ibarat kayak tukang dorong mobil mogok. Begitu mobilnya sudah jalan, ulamanya ditinggal. Juga ibarat pemadam kebakaran, kalau api berkobar ulama diminta mendinginkan, giliran api padam, jasanya dilupakan.

‘’Ulama juga kayak daun salam, agar masakan enak dikasih daun salam, tapi kalau masakan sudah jadi dan enak,  yang dibuang pertama daun salamnya. Saat ini tidak boleh begitu, apalagi ada ulama digandeng untuk pilpres,’’ ungkapnya.

Pada kaum santri, Kiai Ma’ruf meminta jangan pesimis. Santri harus optimis. Karena santri bisa jadi apa saja. Santri bisa jadi saudagar, bupati, gubernur, wakil gubernur, Bahkan jadi presiden. ‘’Santri jadi presiden kayak Gus Dur. Jadi wapres seperti saya, jadi harus optimis,’’ pintanya.

Satu hal lagi yang membuat Jokowi harus didukung adalah kerja keras dan kerja nyata yang dilakukan. Sudah banyak bukti kerja kerasnya. Misalnya membangun infrastruktur jalan-jalan  tol di Sumatera, Papua dan Jawa. Pendidikan, kesehatan dan sosial diperhatikan.

Tahap kedua nanti pembangunan akan diperbesar, dimaksimalkan jika dipilih lagi. Menurutnya, kalau kerja wajar ada salah ada kurang. Dan itu akan diperbaiki.

‘’Kalau yang tidak punya salah dan kurang adalah yang tidak kerja, tidur terus. Yang belum terlihat kerjanya, belum ada buktinya masih belum jelas,’’ sebutnya.

Yang terpenting ke depan, menurut Kiai Ma’ruf adalah memberdayakan ekonomi masyarakat, menghilangkan kesenjangan dan menghilangkan kemiskinan.

‘’Arus baru ekonomi Indonesia adalah memberdayakan ekonomi umat. Kalau umatnya kuat bangsa kuat, umat lemah bangsa juga lemah,’’ tandasnya.

Sementara, Ketua PC NU Tuban yang juga penasehat  tim Pendarat Kiai menyebut, deklarasi pendarat Kiai NU adalah gerakan mendarat atau membantu tanpa diminta. Semua berjuang dan membantu kiainya.

‘’Ini sekitar 10 ribuan orang yang hadir. Semua insyaalllah mendarat dan membantu kiaianya,’’ katanya.

Sedang Fathul Huda menambahkan seperti prinsip NU, yakni mempertahankan yang lama yang baik, dan mengambil sesuatu yang baru yang juga baik.

‘’Kita mempertahankan Jokowi karena baik. Apalagi saat ini Jokowi menggandeng ulama, yakni Kiai Ma’ruf sebagai cawapres.

‘’Perpaduan umaro dan ulama ini harus kita dukung,’’ tandasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *