Panen Pisang di Lahan Bekas Tambang

oleh -
PERDANA : Petani Green Belt Semen Indonesia Pabrik Tuban Panen Perdana Pisang Cavendish di Lahan Belas Tambang

TUBAN

Penulis : M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Petani Green Belt PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Pabrik Tuban mulai memetik hasil dari tanam pisang Cavendish di lahan bekas tambang milik perusahaan.

Pisang tersebut mulai ditanam pada pertengahan tahun 2019 lalu. Ada 102 tandan pisang Cavendish yang bisa dipanen petani dari memanfaatkan lahan sabuk ijo milik SIG Pabrik Tuban. Ini adalah panen perdana ini.

Di area lahan bekas tambang tanah liat yang berada di Desa Tlogowaru, Kecamatan Merakurak tersebut awalnya ditanami pisang Cavendish sebanyak 3.000 pohon. Pisang itu dikelola 17 petani Green Belt binaan SIG Pabrik Tuban.

Sekarang, pohon pisang tersebut telah beranak pinak dan hasilnya juga telah dapat dinikmati oleh para petani.

“Alhamdulillah saya sudah panen, hasilnya sudah dapat saya rasakan. Hasilnya jika dihitung sudah mendapatkan uang sekitar Rp 4 jutaan,” tutur Badrus Soleh, salah satu petani Green Belt yang ditemui di sela sela panen pisang miliknya, bersama sejumlah petani lainnya.

Soleh mengaku, perawatan pohon pisang tidak terlalu sulit. Apalagi pihak SIG juga terus memberikan pendampingan agar para petani memperoleh hasil maksimal sesuai harapan. Tidak hanya itu, perusahaan juga membantu proses distribusi dan penjualannya.

“Ada Koperasi Petani Green Belt jadi jualnya enak sudah di atur oleh pengurus. Kita tidak usah bingung,” tambah Soleh.

Sementara itu, Ketua Koperasi Petani Green Belt Semen Indonesia, Hadi Utomo, mengatakan, program perkebunan ini sangat bermanfaat bagi warga. Apalagi saat ini pisang sudah mulai rutin berbuah.

Dengan rata rata satu petani mampu menghasilkan lima hingga tujuh tandan sekali panen. Rentang waktu produksi 75 hingga 80 hari dari awal keluar jantung menuju masa panen.

“Hari ini kebun kita panen 102 tandan pisang. Ini juga langsung diambil oleh pengepul dari Surabaya. Oleh pengepul pisang ini akan melewati satu proses pematangan, yang belum dapat kami lakukan sendiri,” terang Hadi.

Menurutnya, untuk bagi haril hasil panen, koperasi hanya mengambil 20 persen. Sementara sisanya 80 persen akan dikembalikan kepada para petani. Dengan bagi hasil tersebut petani dapat merasakan hasilnya dan yang pasti mampu menambah ekonomi keluarga.

“Untuk yang 20 persen masuk koperasi kita bagi dua, satu bagian untuk kas koperasi dan yang sebagian lagi untuk pengembangan usaha bersama,” jelasnya.

 GM of Corporate Communication PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Fardhi Sjahrul Ade mengatakan, ada sekitar 17,5 hektare lahan pasca tambang tanah liat Tlogowaru diberi nama Eco Park Kambang Semi.

Selain digunakan untuk perkebunan pisang Cavendis, saat ini juga sedang di kembangkan berbagai tanaman lainnya seperti Anggur, Klengkeng, Alpukat, dan berbagai tanaman lainnya.

“Di situ juga akan kita buat peternakan kambing. Rencananya juga akan kita lengkapi berbagai sarana dan prasarana camping ground. Sehingga, bisa menjadi tempat wisata edukasi bagai masyarakat,” ungkapnya.

Lebih lanjut Fardhi menuturkan, ke depan  Eco Park Kambang Semi baik perkebunan maupun peternakannya akan dikelola oleh masyarakat sekitar perusahaan. Sehingga, hal tersebut dapat menjadi tambahan penghasilan atau sumber ekonomi masyarakat.

“Kita berharap nantinya ini mampu menjadi sumber ekonomi untuk masyarakat sekitar perusahan. Untuk itu, kita mohon kerjasama dan dukungan semua stakeholder apa yang kita rencanakan ini dapat berjalan dengan baik,” pungkasnya.(wie)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.