Polres Tuban Beri Perhatian Khusus Dusun Terisolir dalam Pemilu

oleh -

TUBAN
Penulis : M.Rizqi
Lenterakata.com – Polres Tuban memberi perhatian khusus pada dusun terisolir di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dalam pemilihan umum (Pemilu).

Salah satunya adalah Dusun Dermalang, Desa Mlangi, Kecamatan Widang. Kapolres Tuban AKBP Suryono, S.H., S.I.K., M.H., mengatakan lokasi Dusun Dermalang yang dikelilingi perairan menjadi kerawanan tersendiri yang kemungkinan sewaktu-waktu bisa terjadi banjir.

Link Banner

Mengantisipasi kejadian itu Perwira Polisi asal Bojonegoro itu menempatkan 2 personelnya sekaligus untuk melakukan pengamanan di TPS 13 dusun Dermalang tersebut.

“Khusus untuk Dusun Dermalang ini satu TPS kita tempatkan dua personel Polri untuk pengamanan” ujar Suryono.

Seperti yang terjadi hari ini Selasa (13/2/2024) saat pendistribusian logistik pemilu 2024 di dusun ini yang merupakan dusun terpencil yang dikelilingi perairan. Jaraknya sebenarnya hanya sekitar 2 KM arah timur dari pusat desa. Namun lokasinya yang terpencil menjadikannya sulit dijangkau.

Untuk menuju lokasi yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani dan nelayan sungai tersebut dibutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Akses jalan yang cukup susah dilalui kendaraan saat musim penghujan membuat para petugas harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menuju dusun tersebut tak terkecuali Kepolisian.

Hari ini petugas PPS serta KPPS dibantu Linmas melakukan pendistribusian logistik pemilu menuju TPS 13 desa Mlangi yang terletak di dusun tersebut menggunakan kendaraan roda dua memakai rengkek dengan mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian dan TNI.

“Biasanya bisa melalui sungai, namun saat ini penuh dengan tumbuhan eceng gondok sehingga tidak bisa dilalui perahu” terang Siswarin Kepala Desa Mlangi.

Dusun yang dihuni sekitar 70 Kepala Keluarga (KK) dengan sekitar 300 jiwa itu sebelumnya pernah akan dilakukan relokasi di tempat yang lebih layak namun sebagian besar masyarakatnya menolak dengan alasan lokasi yang menjadi tempat tinggal mereka sekaligus menjadi tempat mereka mengais rezeki.

“Mayoritas warga menolak dan tetap memilih untuk bertahan karena kebanyakan dari mereka mata pencahariannya sebagai nelayan sungai,” ungkapnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *