494 Bidang Tanah Warga Wadung untuk Kilang Sudah Diukur

oleh -
BAGAN LAHAN : Gambaran Luasan Lahan yang Sudah Diapparaisal

TUBAN

Penulis: M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Untuk pembangunan Kilang Minyak Tuban dan sarana pendukungnya, dibutuhkan 841 hektare lahan yang berada di 1.136 bidang. Lahan itu sebagian milik negara dan sebagian milik warga.

Lahan tersebut, sesuai lokasi kilang yang sudah diteken Gubernur Jawa Timur Soekarwo, tersebar di Desa Kaliuntu sebanyak 6 bidang, 562 bidang di Desa Wadung, dan 566 bidang di Desa Sumurgeneng Kecamatan Jenu.

Selain itu, juga  di lahan PT. Perhutani satu  bidang, dan di lahan milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehuatanan (KLHK ) juga satu  bidang.

Satu per satu lahan milik warga selesai diukur dan diappraisal. Pengukuran lahan adalah awal dari pelaksanaan appraisal. Selain memastikan adiministrasi atau kepastian hukum atas lahan tersebut.

Data di Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tuban, per 27 Desember 2019 lalu, sudah 346 bidang atau 87,94 hektare lahan di Desa Wadung yang masuk peta kebutuhan proyek Kilang Tuban sudah diappraisal.

Sedangkan, 22 bidang atau 3,74 hektare lainnya sudah diumumkan, 187 bidang atau 45,11 hektare sudah diukur. Tinggal 42 bidang atau 8,88 hektare lahan yang belum diukur.

Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tuban, Ganang Anindito mengatakan, di Desa Wadung dia menargetkan pengukuran 562 bidang dengan luas 1.594.355 meter persegi.

“Catatan per 20 Desember sudah 494 bidang yang selesai diukur atau baru 88 persen dari total bidang,” ujar Ganang.

Dari 494 bidang yang terukur itu, 460 bidang terpetakan dengan luas 1.222.525 meter persegi atau 82 persen dari keseluruhan kebutuhan bidang di Desa Wadung. Sementara yang sudah diumumkan 425 bidang atau 76 persen.

Sekadar diketahui, pembangunan kilang Tuban yang merupakan usaha patungan pemerintah Indonesia yang diwakili Pertamina dengan pemerintah Rusia yang diwakili Rosneft sudah memasuki tahap early work.

Yaitu pembersihan lahan seluas 328 hektare serta pemulihan lahan abrasi (restorasi) seluas 20 hektar. Dalam pembangunan tahap awal tersebut, Pertamina telah menyerap 271 tenaga kerja lokal, dari sekitar lokasi.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati saat berkunjung ke Tuban menegaskan, pembangunan kilang akan menyerap 35 persen tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Penyerapan tenaga kerja sebanyak 20 ribu  saat konstruksi dan 2.500 saat operasi.

Selain itu, tambah Nicke, setelah mendapatkan penetapan lokasi, Pertamina bergerak cepat untuk menyelesaikan persiapan lahan termasuk menjalankan kesepakatan dengan pemerintah daerah dan masyarakat, di antaranya penyiapan tenaga kerja lokal.

“Pertamina proaktif membangun kemampuan dan keahlian tenaga kerja lokal. Selain telah menyerap 271 pekerja lokal, saat ini Pertamina juga telah memberikan beasiswa kepada 21 orang lulusan terbaik SMA/SMK di wilayah sekitar untuk melanjutkan kuliah di Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu,” ungkapnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berkunjung ke Tuban juga  memberi ultimatum kepada Pertamina untuk menyelesaikan pusat industri petrokimia yang terintegrasi dengan kilang minyak di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, paling lambat 2023.

Pusat industri di Tuban ini mengintegrasikan kilang petrokimia dengan salah satu kilang bahan bakar minyak (BBM) terbesar di Indonesia.

Produk yang dihasilkan dari pusat Industri ini, tidak hanya BBM, seperti pertamax, premium, dan solar. Tetapi juga beragam produk petrokimia yang diperlukan industri, seperti paraxylene, yakni bahan baku utama purified terephthalic acid, olefin, dan toluene.

”Kilang terintegrasi ini bisa untuk  semuanya. Oleh sebab itu, saya sampaikan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara dan PT Pertamina, tidak lebih dari tiga tahun semua harus rampung,” tegasnya, Sabtu (21/12/2019) lalu.(wie)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *