Pembebasan Lahan Kilang GRR Jalan Terus

oleh -
AKAN DIKEMBANGKANGKAN : Area Kilang TPPI yang Akan Dikembangkan

TUBAN

Penulis : M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Pembebasan lahan untuk pembangunan Kilang GRR Tuban terus jalan. Saat ini memasuki tahap kedua pembebasan lahan, setelah tahap pertama berhasil membebaskan ratusan petak.

Untuk keperluan pembebasan lahan, Tim percepatan pembebasan lahan Kilang GRR Tuban, Badan Pertanahan Nasional (BPN) terus mengukur lahan milik warga yang akan dibebaskan. Meski di tengah pandemi Covid-19 pekerjaan terus dilakukan.

Sekadar diketahui, target total kebutuhan Kilang Tuban ada 1.136 bidang dengan luas 841 hektare. Lahan itu tersebar di Desa Kaliuntu 6 bidang, 562 bidang di Wadung, 566 bidang di Sumurgeneng, Perhutani 1 bidang, dan di KLHK 1 bidang

Kepala BPN Tuban, Ganang Ginanto mengatakan lahan yang sudah clear ada 1.037 bidang. Sisanya masih menunggu nilai appraisal.

Pertamina menargetkan bulan Maret 2020 pengukuran lahan Kilang Tuban sudah 100 persen. Tim BPN bakal mengumumkan peta bidang dan daftar nominatif paling akhir 20 April 2020.

Di lain sisi, studi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) proyek Kilang New Grass Root Refinery (NGRR) telah ada sejak 2017 lalu. Waktu itu amdal diurus bersamaan dengan pengembangan Kilang Balongan.

Amdal 4 tahun lalu tersebut, seperti disampaikan Kadek Ambara Jaya, Project Coordinator NGRR Tuban saat peta lokasinya masih mencakup Desa Remen dan Mentoso, Kecamatan Jenu. Rencanannya akan disingkronkan dengan kilang PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI).

“Studi Amdal tahun 2017 ini dibuat tim Unair,” tutur Kadek terpisah.

Pertamina mengharapkan tim Unair menggandeng akademisi di daerah. Lebih banyak yang terlibat semakin baik, karena yang di daerah lebih paham tentang kearifan lokal.

Sementara, Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga, Imron Mawardi sebelumnya juga menyikapi pembayaran terhadap lahan warga Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Penggantian lahan warga yang besarnya jauh melebihi NOJP tersebut, diharapkan bisa mengatrol kesejahteraan warga.

Antara lain, karena uang yang mereka terima dari Pertamina bisa dipakai untuk membeli lahan lain yang jauh lebih luas.

“Ini peluang warga untuk melipatgandakan aset mereka. Kesejahteraan warga juga bisa meningkat,” terang Imron.

Pertamina telah membayar kepada warga atas lahan mereka yang akan dipergunakan sebagai lokasi kilang. Pada tahap pertama, pembayaran dilakukan untuk mengganti 20 bidang lahan di Desa Wadung dan Sumurgeneng. Sedangkan tahap kedua, pembayaran dilakukan untuk mengganti 47 bidang lahan warga Desa Sumurgeneng.

Imron mengingatkan, agar warga bijak dalam mengelola uang yang diterima. Paling penting, begitu menerima uang, warga harus segera berinvestasi di sektor riil.

 

Caranya, dengan segera membeli lahan baru yang nilainya lebih rendah dibandingkan lahan lama. Dengan begitu, mereka bisa memiliki lahan yang jauh lebih luas dibandingkan lahan semula.

“Contohnya, jika semula memiliki lahan 100 area, maka dengan uang itu warga harusnya bisa mendapatkan 200 hingga 300 area di tempat baru. Minimal seluas lahan yang dijual,” tandasnya.(wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.