Pisang Cavendish Satu Hektar Hasilkan Rp 150 Juta

oleh -
BUKTIKAN: Joko Sulistiyanto Ingin Membuktikan Pendeknya Waktu Panen Pisang Cavendish

TUBAN

Penulis: M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com-Saat peringatan Hari Bumi, Semen Indonesia pabrik Tuban menanam 3.500 tanaman pisang Cavendish. Tanaman itu ditanam di lahan bekas tambang bersama dengan tanaman Alphukat.

Kenapa harus pisang Cavendish? Itu yang menjadi pertanyaan para petani yang akan mengelola lahan bekas tambang itu. Bagaimana hasilnya, perawatannya mudah atau tidak dan lain sebagainya.

Semua pertanyaan itu terjawab saat Susanto, petani dan praktisi pengembangan pisang Cavendish asal Kediri angkat bicara.

Susantolah adakan mendampingi dan mengajari para petani menanam dan memelihara tanaman pisang itu sampai berbuah dan panen. Susanto didatangkan oleh Semen Indonesia untuk berbagi pengalaman dengan petani.

‘’Pisang Cavendish masa tanamnya singkat. Masa 8-9 bulan sudah panen. Kalau pisang lokal satu setengah tahun baru bisa dipanen,’’ ujar Susanto.

Menurut dia, pisang Cavendish adalah pisang jenis premium yang dijual di tempat-tempat tertentu. Misalnya di plaza, mall-mall, took-toko besar, swayalan dan sebagainya.

‘’Pisang ini sulit ditemui di pasar-pasar tradisional,’’ terangnya.

Karena itu, pisang yang sering disebut pisang Ambon Putih ini harganya juga mahal. Sehingga penghasilan petani juga banyak. Dia mencontohkan, untuk lahan satu hektar sudah bisa menghasilkan lebih dari Rp 100 juta.

Perhitungannya, lahan satu hektar ditanami 2.000 pohon. Saat panen, satu pohon menghasilkan satu tandan. Harga satu tandan paling rendah Rp 75 ribu. Sehingga dikalikan jumlah pohon sudah menghasilkan Rp 150 juta.

‘’Ini jauh lebih untung dari menanam tebu yang satu hektar menghasilkan sekitar Rp 50 juta,’’ ungkap dia.

Susanto berharap, para petani juga serius dan benar-benar mengelola lahan dengan baik. Dia siap untuk terus mendampingi dan melatih petani.

‘’Saya akan tinggal di sini untuk berbagi pengalaman,’’ katanya.

Hal itulah yang membuat Senior Vice President (SVP) of Production Semen Indonesia, Joko Sulistiyanto tertarik. Karena itu, bibit  tanaman pisang Cavendish di tanam lahan pascatambang di pabrik Tuban.

‘’Karena informasinya, pisang jenis ini bisa 8-9 bulan panen. Kami ingin membuktikan itu,’’ ujar Joko Sulistiyanto.

Dia mengatakan, lahan bekas tambang yang ada di pabrik Tuban sekitar 100 hektar. Lahan itu, sebagian sudah dikelola petani di sekitar lahan. Para petani itu berhimpun dalam Petani Greenblet atau Sabuk Hijau.

Mereka adalah petani yang menggarap lahan bekas tambang itu menjadi lahan yang produktif. Tanaman pisang Cavendish nanti juga akan dikelola oleh para petani tersebut. Perusahaan hanya memantau dan mendampingi agar pengelolaan sesuai.

‘’Hasilnya nanti juga petani yang menikmati,’’ tambah pria berjenggot itu.

Joko yang didampingi Manajer Bina Lingkungan Semen Indonesia Siswanto menambahkan, selain pisang juga akan ditanam pohon Alphukat. Juga ada pengembangan kolam pancing di lahan bekas tambang yang sudah berubah menjadi danau-danau yang tabur ikan.

‘’Kami berharap ke depan untuk penilaian proper, cukup denga melihat kawasan ini,’’ harap dia.

Lahan tersebut, akan menjadi lahan percontohan. Sebab, perusahaan akan mendampingi, membina dan mendatangkan pelatih berkompeten untuk pengelolaan dan pengembangan tanaman.

Pada tanaman pisang Cavendish misalnya, didatangkan ahli dan praktisi tanaman langsung dari Kediri, Jawa Timur. Praktisi ini akan mengajari cara tanam, merawat dan lain sebagainya.

‘’Perusahaan benar-benar memerhatikan pengelolaannya. Kalau berhasil bisa dikembangkan ke lahan-lahan yang lain,’’ tandasnya.(wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *