Jemaah Haji Kabupaten Tuban Hari ini Geser ke Arafah

oleh -
WUKUF : Jemaah Haji saat Wukuf di Arafah

TUBAN

Penulis : Laidia

Link Banner

Lenterakata.com – Jemaah haji Kabupaten Tuban hari ini, Senin (26/6/2023) mulai geser ke Arafah. Hal itu dikatakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tuban, Ahmad Munir yang saat ini sedang bertugas sebagai pembimbing ibadah haji Kloter 18.

“Alhamdulillah kami berangkat dari hotel dengan menggunakan bus pada pukul 09.30 WAS dan telah sampai di Arafah pukul 10.10 WIB,” ujarnya.

Ia menjelaskan, persiapan keberangkatan menuju Arafah bagi jemaah haji kloter 18 dan 19 SUB asal Kabupaten Tuban telah selesai dilaksanakan.

“Sebelumnya para karom (ketua rombongan) dan karu (ketua regu) saling mengingatkan bekal yang akan dibawa, termasuk baju ganti dan peralatan mandi  selama di Armina,” ucapnya.

Ketua kloter, kata dia, juga telah berkoordinasi dengan pihak maktab tentang jadwal keberangkatan, urutan ke berapa jemaah di masing-masing kloter diangkut ke tenda Arafah.

Tim medis yang terdiri dari dokter dan perawat telah memastikan untuk jemaah yang risti, jemaah yang harus pakai kursi roda dan mempunyai kebutuhan khusus semuanya telah di lokalisir.

‘’Bahkan jemaah yang harus diantisipasi menggunakan pampers, karena dimungkinkan mereka sewaktu waktu membutuhkan untuk jemaah lansia,” imbuhnya.

Seluruh obat-obatan telah disiapkan beserta perangkat medis lainnya. Begitu juga dengan pembimbing ibadah haji. Beberapa hari sebelumnya pada masing masing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIHU) yang ikut mendampingi jemaaahnya, telah di berikan materi bimbingan manasik secara detail mengenai prosesi Armina.

“Supaya jemaah mengetahui dan mampu mengimplementasikan dalam proses ibadah sejak niat ihram di hotel, malam tanggal 9 Dzulhijjah di Arafah kemudian saat prosesi Wukuf 9 Dzulhijjah ba’da zawal mulai pelaksanaan wukuf, ikut mendengarkan khutbah wukuf, pelaksanaan sholat jama’ bersama imam di tenda arafah, selanjutnya dzikir bersama dan diteruskan doa,” jelasnya.

Selain hal tersebut, pembimbing ibadah menekankan bahwa inti ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah. Al hajju Arafah atau haji adalah Arafah. Maka suasana wukuf di arafah harus menjadi momentum yang penting menjadi perenungan, bertafakur dan bertadzakkur.

‘’Para dzuyufurrahman  untuk bermujadat, berdoa, memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan yang dilakukan dan berharap semua permohonannya dikabulkan oleh Allah SWT,’’ kata dia.

Munir berpesan kepada jemaah haji untuk tetap menjaga larangan dan hal-hal yang bisa menggugurkan nilai dan pahala dari ihram dan hajinya.

“Karena jemaah haji setelah berniat ihram tidak boleh rafats, fusuk dan jidal, sebagaimana digambarkan orang yang telah niat ihram saat di miqat maka jemaah haji sama halnya telah memasuki area Ilahi,” imbuhnya.

Artinya jemaah haji harus mampu menjaga lisannya, aktifitasnya, yang ada hanyalah dirinya dan Allah SWT. Maka orang yang sedang menyandang pakaian ihram kalimat yang selalu di kumandangkan hanyalah kalimat tabiyah “labbaika Allahumma labbaik”.

Setelah prosesi pelaksanaan wukuf jemaah akan bersiap  secara bergiliran menuju Musdalifah, untuk mabit, sementara jemaah lansia dan yang berkebutuhan khusus seperti jemaah yang pakai kursi roda, sebagaimana arahan dari maktab tidak perlu turun bus dan langsung menuju mina bergabung dengan jemaah lainnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *