Lagi, Satu Pasien Positif Covid-19 Meninggal Dunia

oleh -
SESUAI SOP : Pemulasaraan dan Pemakaman Pasien Positif Covid-19 Menggunakan Standar Kesehatan

BLORA

Penulis : M.Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Dinas Kesehatan  (Dinkes) Kabupaten Blora menyatakan ada penambahan satu kasus positif Covid-19  berdasarkan hasil swab test laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) yang meninggal dunia.

Hal itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Blora Lilik Hernanto, SKM, M.Kes  pada  update informasi perkembangan Covid-19 di media center Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blora.

“Tadi malam ada penambahan satu satu kasus swab riil time laboratorium PCR, satu orang,  dan orang tersebut  pagi tadi  meninggal dunia. Jadi total kasus positif  Covid-19 di Blora sebanyak tujuh orang. Tiga orang meninggal dunia sedangkan empat orang masih dilakukan perawatan di rumah sakit,” ungkapnya.

Sampai saat ini, kata Lilik, pemerintah Kabupaten Blora sudah melakukan total test cepat (direct rapid test) sebanyak  514 test.

“Yang reaktif, sampai dengan hari ini sebanyak 39 orang. Terdiri dari kluster Temboro kami temukan 19 orang. Jadi yang kluster Temboro cukup besar,” ucapnya.

Kluster Temboro yang diperiksa, lanjutnya, sebanyak 130 orang dan 19 orang reaktif.

“Dua orang sudah positif swab tes PCR dan satu orang negatif,” jelasnya.

Masih menurut Lilik Hernanto, hasil rapid test di kedua rumah sakit yakni di RSUD Blora dan Cepu cukup memprihatinkan karena ada tambahan enam rapid test reaktif.

“Cukup memprihatinkan bagi kita. Ada tambahan enam rapid test reaktif di RSUD Cepu. Jadi, total tenaga kesehatan RSUD Cepu yang rapid test sebanyak 10 orang dari hampir 50 tenaga kesehatan yang kita rapid test,” terang dia.

Sedangkan di RSUD Blora, reaktif rapid test sebanyak enam orang, dan sudah dimasukkan dalam isolasi di hotel Mustika Blora. Sedangkan di Cepu di Hotel Grand Mega.

“Mohon dukungan doanya, mudah-mudahan segera sembuh, dan hasil PCR nya negatif,” harapnya.

Yang perlu diperhatikan bersama, lanjut dia, khususnya kepada tenaga kesehatan dari rumah sakit atau puskesmas, menurut Lilik, supaya tetap semangat dan menjaga kesehatan serta mengikuti protokol yang ada.

“Jangan sampai kita sakit, apalagi sampai tertular karena masyarakat membutuhkan tenaga kita semuanya,” kata dia.

Di beberapa wilayah puskesmas  dan rumah sakit, lanjutnya ada beberapa daerah yang perlu dilakukan penyehatan.

“Yaitu daerah  merah, kuning dan hijau, yang perlu dilakukan, kira-kira ada penularan di sana,” ujarnya.

Berdasarkan swab test yang sudah diperiksa, menurut Lilik, sebanyak 50 orang, tujuh orang dinyatakan positif.

“Ini banyak tenaga kesehatan, khususnya di rumah sakit dan satu di puskesmas yang isolasi mandiri karena rapidnya juga reaktif, mudah-mudahan hasil swab test nanti negatif semua,” jelasnya.

Untuk keluarga korban yang meninggal dunia akibat kasus positif Covid-19, secara SOP, kata Lilik, warga masyarakat tidak perlu resah.

“Akan segera kita tindak lanjuti, segera melakukan tes cepat (rapid test) pada kontak terdekat, baik kontak langsung maupun tidak langsung dengan almarhum.Warga tidak perlu berlebihan takut,” ungkapnya.

Sebab kalau berlebihan, bisa stress, daya tahan tubuh menurun. Dan meminta keluarga almarhum diberi dukungan moril.

“Semuanya ini adalah korban, ini bisa menimpa kita semuanya. Kita tidak boleh mendiskriminasi. Sekali lagi tidak boleh mengucilkan,” jelasnya.

Kita semua cukup menjaga jarak, tidak perlu bersalaman, tetap memakai masker  sebagaimana yang dianjurkan oleh pemerintah.

“Kami harapkan kewaspadaan semuanya. Apalagi jumlah rapid test cukup tinggi yaitu  39 orang. Jadi harus waspada, karena ini akan berakhir kalau kita semua ambil bagian,” imbuhnya.

Berkali-kali, kata dia, warga selalu diingatkan bahwa garda terdepan pencegaha Covid-19 ini adalah kita semuanya, warga masyarakat, bukan pada tenaga kesehatan.

“Caranya patuhi anjuran pemerintah, untuk pakai masker, di rumah saja, jaga jarak, jangan berkerumun,” urainya.

Pihaknya juga membuktikan, bahwa akibat tidak kepatuhan itu, sekarang sudah ada banyak keluarga dan petugas kesehatan yang sudah terpapar (rapid positif).

“Jadi sudah ada penuluran yang luar biasa di fasilitas kesehatan. Tolong, satu-satunya jalan adalah kita tingkatka kewaspadaan kita semuanya, kita tingkatkan pencegahan, agar tidak menyebar dan semakin meluas,” tegasnya.(wie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.