Kata  Bupati Tuban, Pejabat Harus Mau Instropeksi dan Tak Malu Mengakui Kemampuan Staf

oleh -
BUKA PELATIHAN : Bupati Tuban Lindra Membuka Pelatihan Kepemimpinan

TUBAN

Penulis : M. Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Bupati Tuban, Jawa Timur Aditya Halindra Faridzky mengatakan, seorang pemimpin harus mau introspeksi dan memperbaiki diri. Tidak malu mengakui kemampuan dan menghargai setiap pendapat staf.

Selain itu, memiliki sensitivitas terhadap lingkungan, dan selalu berusaha  membuat nuansa baru dan semangat baru untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi staf.

“Jangan malu mengakui kemampuan staf, dan biarkan mereka bekerja sesuai potensi yang dimiliki, beri kepercayaan agar mereka berani mengutarakan pendapatnya,  dorong dan semangati mereka agar terus berinovasi ,” ujar Mas Lindra, sapaan akrabnya saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XI Pola Kemitraan Tahun 2023.

Mas Lindra menyampaikan pentingnya mengambil, menggali dan mengembangkan, serta mengimplementasikan seluruh ilmu yang didapat di PKA tersebut. Menurutnya, percuma jika ilmu yang didapat tidak diimplementasikan di dalam amanah yang sedang diemban saat ini. Selain itu, juga harus ditularkan kepada staf, sehingga bisa menciptakan regenerasi di masing-masing instansinya.

“Amalan yang tidak putus adalah ilmu. Kepemimpinan seseorang bisa dikatakan berhasil, ketika bisa mencetak generasi penerus,” tambahnya.

Selain itu, Mas Lindra juga berpesan agar para peserta yang merupakan eselon 3 ini tidak membuat program yang muluk-muluk. Inovasi yang diciptakan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Posisikan kita sebagai masyarakat, sebagai penerima program, maka saya yakin akan tercipta inovasi yang bermanfaat,” katanya.

Mas Lindra juga meminta agar setiap dari peserta menanamkan kepercayaan, bahwa jabatan yang diemban adalah karena kemampuan yang mereka miliki. Ia berpesan, agar sebagai pemimpin baik eselon 2 dan 3 bekerja dengan ikhlas dan nyaman, bukan karena ingin dilihat atasan.

“Saya selalu percaya, kalau kita ikhlas dan bekerja dengan hati, maka akan sampai di hati juga. Antara otak dan hati juga harus sinkron, maka semesta akan mendukung langkah kita,” tuturnya.

Mas Bupati juga menyinggung soal Hymne Abdi Praja Dharma Satya Nagara Bhakti yang dinyanyikan oleh seluruh peserta patut untuk diresapi maknanya. Lirik mengabdi, melindungi dan mengayomi bangsa dan tanah air Indonesia harus diresapi dan dimaknai dengan baik. Pemimpin harus bisa menjadi contoh yang baik untuk generasi penerus. Apalagi saat ini banyak jabatan serta ASN diisi anak muda.

“Berikanlah contoh kepada generasi sekarang, dan akan datang, seorang pemimpin yang memiliki wibawa, dan disegani. Dengan selalu introspeksi, menghargai dan menghormati ,” tandasnya.

Pelatihan itu digelar Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM).

Kepala BKPSDM Kabupaten Tuban Fien Roekmini mengatakan, PKA diikuti oleh 42 pejabat eselon 3, dan dilaksanakan mulai 17 Juli hingga 4 Oktober 2023.

“Secara intensif selama dua minggu ke depan, dilanjutkan dengan pembuatan program, studi lapangan dan lainnya,” ucapnya.

Fien meneruskan, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan manajemen kinerja yang akan menjamin terlaksananya akuntabilitas bagi Jabatan Administrator di instansinya masing-masing.

“PKA ini menjadi penting untuk membentuk para pimpinan yang mampu menginisiasi dan adaptif terhadap perkembangan yang terjadi di masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Dasar dan Kepemimpinan BPSDM Provinsi Jatim Nawang Ardiani pada kesempatan yang sama menjelaskan, pelatihan ini sangat dibutuhkan untuk mencetak pemimpin yang lincah dan peka terhadap perubahan yang terjadi. Sehingga, akan tercipta inovasi, meskipun dalam kondisi apapun. Ini penting untuk menjawab tantangan global.

“Untuk itu, saya harap peserta mengikuti dengan serius, dan memunculkan ide-ide cemerlang dalam proses ini, dengan eksekusi yang tepat sasaran,” pesan Nawang kepada seluruh peserta.

Ia juga mengingatkan, agar dalam dua minggu ke depan, atasan dari eselon 3 tidak membebani peserta dengan tugas lain, sehingga lebih fokus dalam mengikuti kelas.

“Jadi, saya mohon bapak pimpinan tidak mengganggu dulu anak buahnya saat ini, agar mereka fokus,” tegas dia.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *