Mulai Viral, Gua Temu Giring dengan Ornamen Unik dan Bersuara Gamelan itu Akan Dikembangkan

oleh -

TUBAN

Penulis : Eka Febriyani

Link Banner

Lenterakata.com – Tak salah kalau Kabupaten Tuban, Jawa Timur juga disebut sebgai Kota Seribu Gua. Julukan ini mulai dikenal saat pemerintahan Bupati Hindarto 20 tahun lebih yang lalu. Banyak sekali gua yang sudah ditemukan dan akrab dengan masyarakat.

Namun, diyakini masih banyak gua-gua lain yang masih tersembunyi atau belum ditemukan. Kabupaten Tuban yang bercirikhas pegunungan kapur (kars) memungkinkan terjadi gua-gua bawah tanah maupun di tebing-tebing dataran tinggi.

Maklum kabupaten ini termasuk dalam jaringan Pegunungan Kendeng Utara, yang banyak menyimpan batuan kars tersebut.

Sebut saja gua yang sudah familiar di kalangan warga maupun wisatawan. Gua Akbar, Gua Putri Asih, Gua Ngerong serta Gua Perut Bumi misalnya, semula tak dilirik warga. Namun setelah ditemukan dan dirumat, sekarang menjadi destinasi wisata yang menarik.

Nah, temuan gua baru di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Tuban, Jawa Timur ini juga diharapkan mengikuti jejak gua-gua sebelumnya. Gua dengan ornamen bebatuan stalakmit dan stalaktit memukau serta masih perawan itu ramai di media sosial (medsos).

Meski sebenarnya warga setempat sudah tahu keberadaannya cukup lama. Gua tersebut ditemukan oleh warga di lahan milik Perhutani. Tepatnya di lahan jagung yang digarap warga di Dusun Tegalrejo-Dusun Gegunung, Desa Mulyoagung.

Salah satu tokoh pemuda di desa itu, Irsyadul Ibad mengatakan, meski sebenarnya gua ini sudah ditemukan sejak 2010 lalu, namun baru akhir-akhir ini foto dalam gua ramai di medsos.

“Kalau dari cerita-cerita warga, sekitar tahun 2010 lalu pernah ada warga yang masuk ke dalam gua ini,” terang Irsyadul Ibad.

Pemuda yang aktif di Karang Taruna itu menjelaskan, gua yang memiliki lubang berdiameter sekitar 1,5 meter itu mempunyai beberapa keunikan.

Di antaranya, banyak ornamen bebatuan stalakmit dan stalaktit yang indah dan menyambung serta memiliki ornamen bebatuan yang ketika dipukul menimbulkan bunyi seperti alat musik gamelan.

“Kaunikannya ornamen stalakmit-stalaktit bagus dan menyambung dari bawah ke atas. Dan ketika ditabuh menimbulkan suara-suara seperti gamelan,” jelasnya.

Sementara ini, panjang gua yang bisa dijangkau kurang lebih 20 meter, namun diperkirakan panjang bisa lebih.

Sebab, di dalam gua ini gelap serta belum adanya alat yang memadai untuk memetakan gua. Dia berharap, gua ini diperhatikan oleh pemerintah, khususnya pemerintah desa (pemdes) setempat.

“Saya harap ada perhatian dari pemerintah desa, karena ada beberapa ornamen yang rusak karena ulah warga yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya

Gayung bersambut, Kepala Desa Mulyogung Muhail menanggapi harapan warga terkait  gua itu. Muhail mengaku, senang di desanya terdapat sebuah gua yang memiliki ornamen bebatuan stalakmit dan stalaktit yang indah.

Dan ornamen bebatuan yang ketika ditabuh memunculkan bunyi seperti alat musik gamelan itu.

“Insyaallah mau segera kami kelola,” kata Kades Muhail.

Dia menjelaskan, untuk bulan depan fokus pemerintah desa (pemdes) Mulyoagung adalah pengelolaan wisata Nglirip dan Anjlok Water Park. Sehingga rencana untuk pengelolaan gua setelah Anjlok Water Park rampung.

Dia menambahkan, gua yang biasa disebut oleh warga sekitar dengan sebutan gua Temu Giring tersebut telah dipetakan atau maping oleh Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Dan di dalamnya sangat indah  serta punya berpotensi untuk dikembangkan menjadi tempat wisata.

“Untuk bulan depan yang dikelola yaitu Lirip dan Anjlok Water Park dulu, sedangkan untuk gua nanti setelah ini selesai,” tandasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.