Begini Akibat Konflik Pengurus di Klenteng Tuban

oleh -
DI LUAR PAGAR : Salah Satu Umat Sembahyang di Luar Pagar Klenteng karena Gerbang Klenteng Ditutup

Gerbang Digembok,  Umat Sembahyang di Luar Altar

TUBAN

Penulis : M.Rizqi

Link Banner

Lenterakata.com – Ahing tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Warga Probolinggo ini hanya bisa memandangi altar tempat dia biasa sembahyang di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban dari luar pagar.

Gerbang masuk tempat ibadah Tri Dharma ini memang digembok oleh pihak pengurus yang menguasai klenteng, sejak akhir Juli lalu.

Penutupan tempat ibadah di Jalan RE Martadinata tersebut imbas dari konflik kepengurusan klenteng yang tak kunjung usai. Bahkan, kasus perebutan kepengurusan itu sudah sampai ke pengadilan.

Bulan-bulan seperti ini biasanya sangat ramai umat yang datang di klenteng dengan simbol kepiting ini. Konon, inilah satu-satunya klenteng dengan simbol kepiting. Sebab, lazimnya klenteng bersimbol naga.

Sebab, biasanya ada perayaan ulang tahun klenteng. Sehingga umat bukan saja datang dari seluruh penjuru negeri ini. Namun, tak jarang umat dari manca negara juga datang. Dan perayaan yang biasanya ditandai dengan arak-arakan para dewa sesembahan sangat ramai. Namun kali ini sunyi.

Ahing datang bersama enam orang lainnya. Pria paruh baya itu tak mengira bakal kecele. Dia yang setiap tahun hadir di klenteng Tuban itu tak menyangka bakal seperti itu kejadiannya. Meski dia mendengar ada konflik di internal pengurus di klenteng Tuban. Namun tak mengira seperti itu kejadiannya.

“Setiap tahun selalu datang ke Tuban. Untuk berdoa kepada Kongco Kwan Sing Tee Koen. Tidak tahu kalau kita tidak bisa masuk. Hanya dengar isu tapi tidak mengira akan seperti ini,” keluhnya.

Ahing, juga umat pengunjung lainnya hanya bisa memandang sendu altar di dalam klenteng. Umat hanya bisa sembahyang di luar altar, bahkan di luar areal klenteng.

Kondisi itu, membuat ritual sembahyang umat Tri Dharma di Klenteng Kwan Sing Bio agak terganggu.

Ahing berharap, di momen hari ulang tahun Kongco di klenteng Tuban ini, semua umat bisa rukun dan damai. Semua persoalan semoga diberi jalan keluar, supaya ibadah di klenteng yang menghadap ke laut ini kembali seperti sedia kala.

Pimpinan tim pelaksana rencana ritual HUT Kongco Kwan Sing Tee Koen Handjono Tanzah menyatakan meniadakan ritual sembahyang. Mestinya jadwal sembahyang seperti yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya, dilakukan pukul 11.00 WIB.

Peniadaan sembahyang itu, selain karena gerbang klenteng digembok, juga danya pandemi Covid-19.
“Pemberitahuan peniadaan sembhyang ini telah dikirimkan langsung kepada Kapolres Tuban,”  ujar Handjono.

Sementara, Tio Eng Bo salah satu pengurus klenteng mengatakan, penutupan pintu masuk klenteng tersebut karena kondisi mendesak. Dia berharap semua konflik bisa segera selesai.

‘’Kami juga ingin damai dan rukun,” ujarnya.(wie)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.