BLORA
Penulis : Supriyanto
Lenterakata.com – Seorang siswi disabilitas berinisia; F, yang pernah menjadi korban asusila melahirkan bayi perempuan di RSUD dr R Soetijono Blora. Sampai saat ini siapa ayah dari bayi mungil itu masih diselidiki.
Istri Bupati Blora terpilih Arief Rohman, Ainia Arief Rohman menyambangi F di rumah sakit. Perempuan ini berharap, kasus serupa tak terulang lagi. Para penyandang disabilitas atau warga berkebutuhan khusus harus dijaga dan dipastikan menerima haknya untuk hidup dengan aman dan nyaman.
F melahirkan secara sesar pada Kamis (4/2/2021) pukul 11.15 WIB. Menurut bidan Wahyu Vera Apriliani yang selama ini ‘ngerumat’ dan menangani siswi disabilitas itu mengatakan, proses persalinan dibantu dr Nugroho Adi Warso.
“Bayinya berjenis kelamin perempuan dengan berat badan 2,9 kilogram dan panjang badan 49 sentimeter,” ujar Vera pada wartawan.
Vera mengaku, sejumlah pihak sangat peduli pada F. Pihak guru SLB, Dinas Sosial P3A Kabupaten Blora, maupun dari pihak desa, ikut siswi SLB ini saat persalinan. Saat ini, lanjut Vera, kondisi ibu maupun bayinya dalam kondisi baik.
“Kondisi keduanya sehat. Rencana bayinya akan dirawat keluarganya sendiri,” tambah bidan Vera.
Darsono, Kepala Desa (Kades) tempat F tinggal menyampaikan proses persalinan warganya itu memang diserahkan pada bidan desa. Karena lebih pengalaman dan kompeten menangani.
Sementara terkait kasus asusila yang menimpa F, dia mengaku mengaku belum tahu perkembangannya.
“Sampai sekarang kami belum tahu, mungkin bisa menanyakan langsung ke pihak yang berwajib,” katanya.
Terpisah, Kapolres Blora, AKBP Wiraga Dimas Tama, melalui Kasat Reskrim AKP Setiyanto mengaku baru tahu kalau siswi disabilitas itu sudah melahirkan seorang bayi perempuan. Untuk kasusnya sendiri masih dalam penyelidikan.
‘’Masih kita tangani,’’ jawab Kasat Reskrim.
Sekadar diketahui, kasus asusila yang menimla F telah dilaporkan secara resmi ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Sat Reskrim Polres Blora beberapa bulan lalu. Saat ini masih dalam proses penyelidikan.
Polisi agak kesulitan untuk menggali informasi dari korban, sebab sulit berkomunikasi. Sebab, F yang berkebutuhan khusus itu adalah seorang tunarungu, tunawicara dan tunagrahita.(*)